Bursa AS Melemah Picu Harga Emas Naik

Emas akan mulai diperhatikan sebagai lindung nilai saat inflasi lebih dari sebelumnya

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Feb 2018, 06:46 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2018, 06:46 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat terpicu anjloknya pasar saham yang mendorong kenaikan logam mulia. Kenaikan terjadi usai harga emas susut menuju penurunan terbesar satu hari dalam dua bulan di sesi sebelumnya.    

Melansir laman Reuters, Selasa (6/2/2018), harga emas turun 1,2 persen pada hari Jumat setelah keluarnya data payroll Amerika Serikat (AS) menunjukkan penguatan dari perkiraan.

Ini memenuhi ekspektasi bahwa kenaikan inflasi akan memacu suku bunga AS lebih lanjut. Ini juga mendorong dolar AS dan mempengaruhi harga emas.

Harga emas di pasar spot menguat ke posisi US$ 1.334,40 per ounce. Angka ini masih di bawah kenaikan harga tertinggi pada 17 Januari US$ 1.366,07. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun 80 sen atau 0,1 persen menjadi US$ 1.336,50 per ounce.    

Greenback menguat sedikit pada hari Senin, saat pasar saham seluruh dunia melemah seiring kenaikan inflasi AS dan kemungkinan Federal Reserve memperketat kebijakannya dari sebelumnya.    

"Emas akan mulai diperhatikan sebagai lindung nilai saat inflasi lebih dari sebelumnya, karena pasar saham nampaknya tidakhanya dalam aksi jual, tapi kemungkinan mengambil keuntungan," kata George Gero, Managing Director RBC Wealth Management di New York.    

Bursa saham AS memperpanjang aksi jual mereka setelah mencapai penurunan pada Jumat, dipicu imbal hasil obligasi dan prospek kenaikan inflasi.    

Adapun harga perak naik 0,8 persen menjadi US$ 16,72 per ounce. Ini mencatat angka terendah lima minggu dalam sesi sebelumnya.

Sementara harga Platinum mendatar di US$ 986,24 per ounce, masih mendekati level terendah tiga minggu, sementara paladium turun 1,5 persen menjadi US$ 1.031,20.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Harga Emas Jatuh Usai Upah Pekerja AS Naik

Harga emas turun pada perdagangan hari Jumat karena penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) usai data tenaga kerja AS menunjukkan kenaikan upah yang kuat sehingga mendorong imbal hasil Obligasi berjangka waktu 10 tahun.

Mengutip Reuters, Sabtu (3/2/2018), harga emas di pasar spot turun 1 persen menjadi US$ 1.335,26 per ounce pada pukul 01.34 siang waktu New York.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 10,60 atau 0,8 persen, ke angka US$ 1.337,30 per ounce.

Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS, ada penambahan non Farm payrolls sebesar 200 ribu pekerjaan pada Januari kemarin. Angka tersebut mengalahkan ekspektasi pasar yang ada di angka 180 ribu pekerjaan.

Sedangkan untuk angka ppendapatan per jam mengalami naik 2,9 persen dan merupakan kenaikan terbesar sejak Juni 2019.

"Data-data tersebut memicu tekanan terhadap harga emas dalam jangka pendek," jelas analis logam mulai Standard Chartered Bank, Suki Cooper.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya