GMF Bukukan Kontrak US$ 2,4 Miliar pada Singapore Air Show 2018

PT GMF Aero Asia Tbk juga melakukan penetrasi pasar pada Singapore Airshow 2018.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Feb 2018, 18:21 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 18:21 WIB
20150928-Garuda Resmikan Hanggar Terbesar di Dunia-Tangerang
Teknisi melakukan maintenance pesawat di Hanggar 4 GMF Aero Asia di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Hanggar ini menjadi hanggar perawatan pesawat berbadan kecil terbesar di dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) bersama grup Garuda Indonesia membukukan perjanjian kerja sama senilai US$ 2,4 miliar pada perhelatan Singapore Airshow 2018. Kegiatan tersebut berlangsung pada 6-11 Februari 2018.

Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk, Iwan Joeniarto, mengatakan dalam Singapore Airshow 2018 ini, target untuk memantapkan beberapa kesepakatan kerja sama dengan mitra-mitra strategis dalam mengembangkan rencana ekspansi bisnisnya telah berhasil dilakukan.

Dia menuturkan, porsi pendapatan yang diperoleh adalah US$ 1,7 miliar berasal dari pendapatan perawatan pesawat dari airline afiliasi serta beberapa partnership sesuai dengan apa yang disampaikan dalam prospektus ketika GMF melantai di bursa efek pada Oktober 2017 lalu. Adapun sisanya US$ 700 juta merupakan kontrak baru.

"Sebagai perusahaan publik, kami senantiasa berusaha memenuhi janji kami. Salah satunya, kami telah menandatangani kerja sama untuk ekspansi di kawasan Timur Tengah dan Australia di dalam event ini. Mitra telah melakukan kesepakatan dengan kami dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan untuk mempersiapkan operasionalnya," kata Iwan seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (13/2/2018).

Iwan menambahkan, area ekspansi tersebut menjadi pilihan karena memiliki potensi pasar perawatan yang cukup tinggi khususnya dalam bidang line maintenance.

Ia mengatakan, melalui kemitraan strategis ini GMF dapat memiliki daya saing yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan perusahaan MRO kelas dunia lainnya.

"Dengan bermitra, kami harap dapat menyerap lebih besar lagi pasar perawatan pesawat dunia untuk pendapatan yang lebih besar lagi," kata Iwan.

Untuk ekspansi tersebut Garuda Maintenance Facility Aero Asia juga turut menyiapkan tenaga kerja yang diproyeksikan dapat membantu proyek GMF di footprint internasionalnya.

Politeknik Negeri Medan, Universitas Suryadharma, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Batam dan Sekolah Tinggi Teknik Adisucipto bersama GMF berkomitmen untuk mencetak lulusan siap kerja dari masing-masing instansi pendidikan tersebut. Komitmen ini jug dikukuhkan dalam ajang Singapore Airshow 2018 ini.

"Setelah lulus, nantinya siswanya siap pakai, memiliki basic license dan bisa langsung bekerja," kata Iwan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Penetrasi Pasar

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain kerja sama kemitraan dan ekspansi, GMF melakukan penetrasi pasar pada Singapore Airshow 2018. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama perawatan pesawat dengan lebih dari 25 maskapai baik dari dalam dan luar negeri.

Di antara maskapai yang menyepakati kerja sama adalah Garuda Indonesia, Citilink, Airfast Indonesia, Sriwijaya Air, Nam Air, Air Asia Indonesia, Air Asia Berhad (Malaysia), Cebu Air, Air Atlanta, Aerovista, Eastar Jet, Jeju Air dan sejumlah maskapai kenamaan dunia lainnya.

Selain itu, perusahaan manufaktur mesin pesawat yang merupakan perusahaan patungan GE dan Safran Aircraft Services, CFM International juga melakukan kerja sama jangka panjang dengan GMF.

Terkait hal ini Iwan mengatakan GMF akan terus berupaya untuk meningkatkan nilai brand perusahaan yang dipimpinnya di mata dunia. Ia menambahkan, dengan integrated solution yang dimiliki GMF ditambah fleksibilitas dan harga yang kompetitif merupakan ujung tombak dalam bermain di persaingan pasar yang cukup agresif.

"Di era persaingan MRO Global, memberikan efisiensi tanpa mengurangi aspek quality and safety menjadi nilai tambah bagi kami untuk dapat menjaring pelanggan-pelanggan baru di luar afiliasi," ujar Iwan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya