Bill Gates Tak Pernah Menyangka Dirinya Bakal Jadi Miliarder

Bill Gates mengaku terkejut dengan apa yang telah dicapainya hingga saat ini.

oleh Vina A Muliana diperbarui 23 Feb 2018, 06:15 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2018, 06:15 WIB
Bill Gates
Bill Gates (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak mengenal Bill Gates? Pria 62 tahun ini merupakan pendiri dari salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia, Microsoft. Ia juga duduk sebagai orang terkaya kedua di dunia.

Meski kini sudah begitu sukses, Bill Gates ternyata tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa menjadi seorang miliarder seperti sekarang. Saat hadir menjadi tamu di acara talkshow bersama Ellen Degeneres, Bill Gates bercerita bahwa ia justru terkejut dengan apa yang mampu ia capai sekarang.

"Dari kecil, saya sangat suka hanya teknologi, membangun piranti lunak hingga mengatur orang. Saya sangat terkejut ketika apa yang saya lakukan bisa sangat bernilai," kata Bill Gates dilansir dari video di akun Youtube Ellen Degeneres, Jumat (23/2/2018)

Gates mengungkap, dirinya adalah sosok yang konservatif. Dulu ia selalu takut bahwa pegawai yang direkrutnya tidak mendapat gaji yang sesuai. Sehingga Gates sangat berhati-hati dengan apa yang dikerjakan jika menyangkut urusan uang.

Saat Bill Gates berusia 30 tahun, Microsoft melantai di bursa. Ia mengaku tak percaya jika nilai perusahaan yang dipimpinnya meningkat berkali-kali lipat.

"Saya sangat terkejut. Karena saya orang yang cenderung konservatif. Saya selalu khawatir jika merekrut terlalu banyak orang, dan mereka tidak bisa saya bayar. Jadi saya selalu takut akan urusan keuangan," kata Gates

"Dan ketika perusahaan saya go-public, ketika saya baru berusia 30 tahun, saya amat terkejut bahwa itu bisa meningkat nilainya dan untung berkali-kali lipat," lanjut dia.

Meski sudah menjadi miliarder, Gates mengaku tidak bisa menghilangkan kebiasannya untuk tetap mawas keuangan. Ia ingin masih bisa mengumpulkan uang yang cukup demi bisa membiayai riset terbaru di bidang teknologi hingga membantu membereskan masalah dunia.

"Hingga sekarang, saya masih merasa sedikit takut dan konservatif. Saya ingin bisa memiliki uang yang cukup sehingga bisa membayar gaji yang cukup untuk pegawai hingga melakukan riset terbaru," pungkas Bill Gates.

Pajak lebih mahal

Bill Gates dikenal sebagai salah satu orang paling kaya di dunia. Sebagai bos dan pendiri dari Microsoft, Bill Gates menempati peringkat kedua sebagai orang terkaya di dunia di bawah CEO Amazon Jeff Bezos.

Meski memiliki harta yang super banyak, Bill Gates ternyata tidak lupa untuk membayar pajak. Suami dari Melinda Gates ini bahkan mengusulkan bahwa orang kaya seharusnya bisa membayar pajak dengan jumlah lebih tinggi

"Saya membayar pajak lebih banyak, lebih dari US$ 10 miliar, lebih dari semua orang, tapi pemerintah seharusnya membuat orang dengan posisi seperti saya membayar pajak yang lebih tinggi lagi," kata Gates dalam wawancara dengan CNN, seperti dikutip AFP.

Bill Gates melanjutkan kebijakan perpajakan baru yang diberlakukan oleh kabinet Donald Trump justru menguntungkan orang kaya. Padahal, seharusnya reformasi pajak tersebut bisa menolong orang yang berada di kelas menengah dan jadi pekerja.

"Orang kaya justru bisa merasakan lebih banyak keuntungan dibanding kelas menengah atau bawah. Hal ini tentu bertentangan dengan apa yang seharusnya terjadi," tutur Gates.

Lebih lanjut, Gates juga menyoroti tentang kesenjangan ekonomi yang semakin besar. Menurut dia, hal ini harus benar-benar dipikirkan oleh pemerintah.

"Masih ada seperenam populasi yang hidup dalam kondisi yang menyedihkan. Pemerintah dan pemangku kebijakan harus benar-benar berpikir untuk bisa memberikan hal yang lebih baik untuk mereka," kata dia.

Sebagai informasi, kebijakan pajak baru yang ditetapkan oleh kabinet Donald Trump memotong pajak perusahaan dari yang tadinya 35 persen menjadi 21 persen. Akibat hal ini, banyak perusahaan asal negeri Paman Sam yang membagi-bagikan bonus untuk pegawainya.

Walau begitu, kebijakan ini juga mendapat kritikan pedas dari banyak pihak terutama dari partai oposisi. Pihak Demokrat mengatakan bahwa kebijakan ini bakal semakin menguntungkan orang yang sudah kaya raya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya