Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada perdagangan saham Senin (26/2/2018) ini.
Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG berada di zona merah dengan mencatat pelemahan 0,07 persen atau 4,42 poin ke level 6.615,37.
Namun IHSG kemudian menghijau pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB. IHSG naik 1,11 poin atau 0,02 persen ke level 6.620,9. Sementara Indeks LQ45 pun memerah 0,28 persen ke posisi 1.106,59.
Advertisement
Sebanyak 108 saham tercatat menguat, 20 saham jalan di tempat atau stagnan, sedangkan saham yang melemah sebanyak 93 saham.
Frekuensi transaksi perdagangan saham sebanyak 8.112 kali dengan volume 208,82 juta saham dan nilai transaksi Rp 179,1 miliar.
Investor asing melakukan pembelian saham di seluruh pasar sebesar Rp 37,17 miliar. Sementara kurs rupiah masih betah di posisi Rp 13.653 per dolar Amerika Serikat (AS).
Tercatat dua sektor saham melemah, yakni Perdagangan yang turun 0,63 persen dan Keuangan sebesar 0,59 persen.
Sementara penguatan dipimpin saham sektor pertambangan yang naik sebesar 0,54 persen. Disusul sektor saham industri dasar yang menguat 1,41 persen, dan saham infrastruktur naik 0,35 persen.
Tiga saham yang mencetak penguatan tertinggi, yaitu GSMF dengan kenaikan 7,09 persen mencapai 136, Saham BBRM menanjak 6,76 persen menjadi 79, dan saham BBKP menguat 6,40 persen menjadi 665.
Sementara tiga saham yang mengalami penurunan, yakni BMTR melemah 11,38 persen ke posisi 545 dan saham BHIT turun 4,80 persen menjadi 119.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Menguat Terbatas selama Sepekan
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan pada pekan ini. Saham-saham berkapitalisasi menopang penguatan IHSG sepekan.
Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, Sabtu (24/2/2018), IHSG naik 0,43 persen pada periode 19 Februari-23 Februari 2018. IHSG menguat dari posisi 6.591,58 menjadi 6.619,80 selama sepekan. Namun penguatan IHSG pada pekan ini tak sebesar pekan lalu yang naik 1,32 persen.
Penguatan IHSG didorong saham-saham masuk indeks LQ45 yang naik 0,07 persen selama sepekan. Sementara itu, saham-saham kapitalisasi kecil mendaki 1,05 persen. Investor asing masih melakukan aksi jual di pasar saham. Tercatat aksi jual investor asing mencapai US$ 20 juta.
Di pasar obligasi, indeks BINDO melemah 0,61 persen selama sepekan. Imbal hasil surat utang pemerintah bertenor 10 tahun berada di posisi 6,6 persen. Rupiah pun melemah terhadap dolar Amerika Serikat di kisaran 13.660. Investor asing melakukan aksi beli US$ 40 juta.
Baca Juga
Vice President Sales and Marketing Distribution, PT Ashmore Assets Management Indonesia, Lydia Toisuta mengatakan, ada sejumlah faktor baik internal dan eksternal pengaruhi pasar keuangan pada pekan ini.
Dari internal, pemerintah Indonesia menghentikan sementara proyek infrastruktur terutama proyek jalan layang di seluruh Indonesia. Penghentian sementara itu dilakukan usai rapat tiga menteri antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dari faktor ekternal, Lydia menuturkan, salah satunya rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada Januari 2018 pengaruhi pasar keuangan.
The Federal Reserve melihat ada kenaikan pertumbuhan ekonomi, dan diikuti inflasi.Hal ini akan membuat the Federal Reserve untuk meningkatkan suku bunga secara bertahap. Pejabat the Federal Reserve menyatakan, pertumbuhan ekonomi itu didukung ada reformasi pajak, kenaikan belanja konsumen.
Selain itu, ada kemungkinan merevisi proyeksi ekonomi dari target pertemuan pada Desember 2017.Pasar pun bereaksi terhadap risalah the Federal Reserve sehingga membuat bursa saham sempat bergejolak. Imbal hasil surat berharga pemerintah AS bertenor 10 tahun mencatatkan level tertinggi dalam empat tahun.Kemudian, penjualan rumah di AS pun cenderung melambat.
Penjualan rumah melemah 3,2 3,2 persen pada Januari 2018. Penjualan rumah untuk keluarga kecil turun 3,8 persen dari periode Desember merosot dua persen. Dari Jepang, indeks harga konsumen naik 1,4 persen pada Januari 2018. Sedangkan pasar memperkirakan 1,3 persen. Angka itu tertinggi sejak Maret 2015. Kenaikan inflasi didorong dari harga makanan tambah mahal.
Seperti diketahui, IHSG naik 1,32 persen pada periode 10 Februari-15 Februari dari posisi 6.505,52 menjadi 6.591,58.
Advertisement