Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang, khususnya Seksi 3 (Brebes Timur-Tegal Timur) dan Seksi 4 (Tegal Timur-Pemalang) ditargetkan rampung pada Maret 2018. Saat ini, kemajuan pembangunannya sudah mencapai 91,8 persen. Â
Dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR di Jakarta, Senin (26/2/2018), tol ruas Pejagan-Pemalang membentang sepanjang 57,50 Kilometer (Km). Jalan bebas hambatan ini terdiri dari empat seksi, yaitu Seksi 1 (Pejagan-Brebes Barat) dengan panjang 14,2 Km dan telah beroperasi pada Juni 2016, Seksi 2 (Brebes Barat-Brebes Timur) sepanjang 6 Km beroperasi pada Juni 2016.
Advertisement
Baca Juga
Sementara Seksi 3 (Brebes Timur-Tegal Timur) panjang 10,4 Km dan Seksi 4 (Tegal Timur-Pemalang) memiliki panjang 26,9 Km. Total kemajuan pembangunan dua seksi ini sudah mencapai 91,8 persen dan ditargetkan selesai pada Maret 2018.
Dengan beroperasinya Seksi 3 dan 4 tol Pejagan-Pemalang, diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan mempersingkat waktu tempuh perjalanan pengguna jalan tol, terutama pada saat arus mudik. Tol ini akan tersambung dengan tol Kanci-Pejagan dan tol Pemalang-Batang yang saat ini sedang tahap konstruksi.
Pergerakan arus barang juga diharapkan akan semakin mudah karena pengiriman barang akan lebih cepat sehingga akan mengurangi biaya logistik barang dan jasa antar wilayah.
Pekerjaan yang sedang dilaksanakan pada Seksi 3 dan 4 tol Pejagan-Pemalang adalah pekerjaan Box Traffic, Struktur Elevated, Box Pedestrian, Concrete Barrier, Rigid dan Flexible, serta pekerjaan simpang susun.
Kecepatan rencana ruas ini adalah 120 Km per jam dengan lajur awal 2x2x3 dan lajur akhir 2x3x3 yang memiliki jenis perkerasan rigid dan flexible.
Sebagai informasi, pengusahaan tol Pejagan-Pemalang dilaksanakan oleh PT Pejagan Pemalang Tol Road dengan nilai investasi Rp 6,84 triliun dan biaya konstruksi Rp 3,39 Triliun. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol ditandatangani pada 21 Juli 2006 diamandemen pada 7 Juli 2011 dengan masa konsensi 45 tahun sejak Surat Perintah Mulai Konstruksi (SPMK).
Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:
Proyek Tol Pemalang-Batang Pakai Teknologi Khusus
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau proyek Tol Pemalang-Batang belum lama ini. Tol Pematang-Batang memiliki panjang 39,2 kilometer (km).
Hasil dari kunjungan tersebut, Basuki menilai bahwa pembangunan ruas tol ini membutuhkan teknis khusus. Ini karena keberadaan tanah lunak tebal dengan kandungan air tanah tinggi.
Oleh sebab itu, diputuskan konstruksi sebagian jalan sepanjang 4,6 km menggunakan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM). Sementara ruas lainnya menggunakan teknik preloading.
"Kita menggunakan teknologi vacuum yang serupa dengan yang dilakukan di Tol Palembang-Indralaya, karena terbukti lebih cepat pengerjaannya. Juga tidak perlu material tanah sebagai beban sementara seperti teknik preloading, sehingga meminimalisasi penggunaan alat berat," ujar Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (6/11/2017).
Penggunaan VCM bertujuan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara pada butiran tanah sehingga dapat mempercepat stabilisasi tanah. "Untuk pelaksanaan VCM di Tol Pemalang-Batang telah disiapkan mesin pompa sebanyak 230 buah," ujar Basuki.
Kelebihan lain VCM yakni tidak menimbulkan gangguan pada pekerjaan lainnya. Dengan begitu, jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.
Teknologi ini juga ramah lingkungan karena perbaikan tanah lunak bersifat mekanis tanpa penggunaan bahan-bahan kimia. Penurunan tanah juga bersifat isotropik sehingga risiko ketidakstabilan lereng dapat dikurangi.
Basuki memerintahkan agar proses vacuum tersebut dapat dimulai pada 15 November 2017, sehingga bisa dilakukan bersamaan dengan penimbunan badan jalan untuk mempercepat penyelesaian pembangunannya.
Sebagai tambahan, Tol Pemalang-Batang dengan nilai investasi sekitar Rp 6 triliun tersebut ditargetkan rampung dan beroperasi pada akhir 2018.
"Ruas ini merupakan titik kritis untuk menghubungkan Tol Trans Jawa hingga Surabaya. Diharapkan pada arus mudik Lebaran 2018 nanti tidak ada lagi tol darurat, semua badan jalan sudah jadi dan lebih aman dilalui, meskipun belum beroperasi. Saat ini progresnya mencapai 50 persen," tandas dia.
Advertisement