Harga Emas Turun 1 Persen Usai Pidato Gubernur Bank Sentral AS

Penguatan dolar AS memberikan tekanan kepada harga emas.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Feb 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun satu persen pada perdagangan Selasa. Penurunan harga emas tersebut usai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menyatakan bahwa mereka akan tetap menaikkan suku bunga secara bertahap.

Mengutip Reuters, Rabu (28/2/2018), harga emas di pasar spot turun 1,1 persen ke level US$ 1.318,22 per ounce pada pukul 01.34 siang waktu London. Harga emas ini sempat menyentuh angka terendah dalam dua pekan di angka US$ 1.313,26 per ounce.

Sedangkan harga emas AS untuk kontrak berjangka April turun US$ 14,20 atau 1,1 persen ke level 1.318,60 per ounce.

Penguatan dolar AS memberikan tekanan kepada harga emas. Selain itu, pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell juga memberikan tekanan kepada harga emas.

Powell mengatakan kepada anggota Kongres AS bahwa suku bunga acuan Bank Sentral AS akan terus naik secara bertahap.

Konsensus the Fed saat ini telah memberi sinyal kenaikan tiga sampai empat kali tahun ini.

"Rasanya cukup netral dalam hal suku bunga bergerak maju," kata Bob Haberkorn, analis komoditas senior di RJO Futures.

Suku bunga AS yang lebih tinggi membuat harga emas tertekan karena emas tidak memberikan bunga.

Perdagangan kemarin

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sedangkan pada perdagangan kemarin, harga emas dunia kembali terangkat setelah mencatatkan penurunan pada akhir pekan lalu. Harga emas berhasil reli tersengat pelemahan dolar AS.

Penurunan indeks dolar AS terhadap mata uang utama berhasil mengangkat harga emas setelah tersungkur menuju penurunan mingguan terbesar dalam dua bulan.

"Yang mempengaruhi harga emas adalah dolar AS. Untuk bisa menembus harga emas ke level US$ 1.360-US$ 1.375, butuh permintaan dari investor ritel AS," kata Analis Standard Chartered, Suki Cooper.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya