Bayi Belut Jadi Makanan Termahal di Spanyol, Berapa Harganya?

Bayi belut menjadi salah satu makanan paling mahal di Spanyol, harganya bahkan mencapai Rp 100 euro per kilo atau sekitar Rp 17 juta.

oleh Dhita Koesno diperbarui 15 Mar 2018, 20:44 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 20:44 WIB
Baby eels, or angulas, are one of Spain’s most expensive foods (Credit: David Doubilet/Getty Images)
Baby eels, or angulas, are one of Spain’s most expensive foods (Credit: David Doubilet/Getty Images)

Liputan6.com, Jakarta - Bayi belut menjadi salah satu makanan paling mahal di Spanyol, harganya bahkan mencapai Rp 100 euro per kilo atau sekitar Rp 17 juta.

Anehnya, jika melihat untuk pertama kalinya, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa bisa semahal itu untuk ukuran bayi belut yang mungil? Ukurannya saja ringan, bahkan jadi sesuatu hal yang bisa bikin orang menyesal saat memakannya.

Bentuk bayi belut jika dilihat saat hidup adalah makhluk transparan, licin, merayap, dan menggeliat seperti ular kecil. Namun ketika dimasak, mereka berubah menjadi buram dan lemas, seperti cacing mati, kecuali warna putih dengan dua titik hitam kecil untuk matanya. Tentu saja itu belum bisa jadi obat lapar.

Kadang orang banyak yang tidak memikirkan tampilan makanan, menurut mereka yang penting rasanya. Di sinilah yang justru menjadi aneh, bayi belut disukai di Spanyol bukan karena rasanya yang enak atau tidak enak. Yang aneh itu karena harganya yang mahal mencapai 1.000 euro per kilonya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dulunya makanan ternak, kini jadi digemari

The traditional recipe for angulas a la bilbaína calls for tossing the eels with garlic and hot peppers fried in olive oil (Credit: Basque Country - Mark Baynes/Alamy)
The traditional recipe for angulas a la bilbaína calls for tossing the eels with garlic and hot peppers fried in olive oil (Credit: Basque Country - Mark Baynes/Alamy)

Menurut salah satu legenda, disebutkan bahwa mereka dulu sangat tidak dihargai sehingga mereka hanya dijadikan makanan ternak untuk ayam dan babi. Mereka juga pernah menjadi makanan kelas pekerja di utara Spanyol. Tapi harganya kembali mahal ketika banyak permintaan sehingga kemudian menjadi langka dan harganya naik.

Melansir BBC, banyak orang Spanyol merasa sulit untuk mengerti mengapa beberapa orang bersedia membayar mahal untuk masakan bayi belut, hal ini tentu membingungkan.

Alasan yang masih masuk akal kemungkinan karena resep tradisional (a la bilbaína) yakni resep menggoreng bawang putih dan paprika panas dalam minyak zaitun yang banyak dan kemudian menambahkan beberapa lemak angsa di dalamnya.


Sejarah belut

It takes at least two years for eel hatchlings to drift from the Sargasso Sea to Spain’s Atlantic coast (Credit: Siqui Sanchez/Getty Images)
It takes at least two years for eel hatchlings to drift from the Sargasso Sea to Spain’s Atlantic coast (Credit: Siqui Sanchez/Getty Images)

Harga yang mahal masih menjadi misteri, terdengar seperti suatu dongeng kegelapan. Belut merupakan makhluk yang tinggal di air tawar, tapi bisa bernapas melalui kulit mereka dan melakukan perjalanan darat untuk jarak jauh. Mereka bisa makan apa saja, baik makhluk hidup atau mati.

Kemudian pada usia 10 tahun, mereka berenang ke hilir di sungai-sungai di seluruh Eropa menuju Samudra Atlantik dan entah bagaimana (masih belum diketahui secara sains) mereka dapat menemukan jalan ke Laut Sargasso yang jauhnya sekitar 5.000 km.

Pada kedalaman lebih dari 500m, ini merupakan sebuah prestasi bagi makhluk yang sebagian besar hidupnya berada di air tawar dangkal, mereka bertelur dan mati, dan anak-anak mereka menukarkan siklus arus ke Eropa, sebuah perjalanan yang memakan waktu setidaknya dua tahun.

Ketika akhirnya mereka tiba di pantai Atlantik Spanyol, nelayan dengan jaring sendok pun siap menunggunya. Musim bayi belut ini dimulai pada bulan November, dan waktu terbaik untuk menangkap mereka adalah saat tengah malam paling dingin, paling gelap, serta hujan deras juga air sedang pasang, kasar, dan keruh.


Angsa juga makanan mahal

Sementara untuk angsa yang harganya juga termasuk mahal di Spanyol, pada tahun 2016 angsa seberat 1,25 kg dijual dengan harga sekitar 5.500 euro atau Rp 93,971 juta di lot pertama. Namun, lot kedua, yang beratnya hampir sama, dijual dengan harga hanya 1.070 euro atau Rp 18,28 juta.

Seorang pembeli yang juga pemilik sebuah restoran Casa Tista, Spanyol José Gonzalo Hevia memberikan penjelasannya. "Itu sedikit pemasaran untuk restoran saya dan juga penghormatan kepada nelayan, suasana di pelelangan sangat seru. Ini adalah acara media yang besar. Keesokan harinya, nama restoran saya akan ada di setiap koran dan di setiap stasiun TV," kata Gonzalo

Menurutnya, publisitas semacam itu bisa mendatangkan banyak pelanggan. "Beberapa klien saya kembali 20 atau 30 kali dalam satu musim untuk bisa makan kenyang. Ketika saya bertanya kepadanya tentang apa istimewanya mereka, dia berkata, itu teksturnya lebih dari apapun,” tambah Gonzalo.


Olahan bayi belut

In 1991, Angulas Aguinaga created imitation angulas using surimi, a paste of processed fish (Credit: Mike Randolph)
In 1991, Angulas Aguinaga created imitation angulas using surimi, a paste of processed fish (Credit: Mike Randolph)

Sebuah perusahaan bernama Angulas Aguinaga melihat sebuah peluang. Pada tahun 1991, dengan menggunakan surimi, pasta ikan olahan, mereka menciptakan sampel tiruan, yang disebut hanya gulas. Mereka terlihat hampir sama. Gulas lebih lembut dan rasanya samar-samar mencurigakan. Namun mereka begitu populer sehingga Anda bisa menemukannya di hampir semua toko kelontong di Spanyol.

 


Alasan bayi belut sangat mahal

Legend has it that angulas were once so unappreciated that they were fed to chickens and pigs (Credit: Mike Randolph)
Legend has it that angulas were once so unappreciated that they were fed to chickens and pigs (Credit: Mike Randolph)

Sebagian alasan mengapa bayi belut sangat mahal adalah bahwa bendungan dan degradasi lingkungan telah mengurangi jumlah belut, dan sekarang tercatat sudah sangat terancam. Penangkapan berlebih juga ikut berperan.

Di masa lalu, sampel belut hidupnya diekspor ke China, di mana mereka digemukkan dan dijual sebagai belut dewasa, tapi hal itu telah dilarang sejak tahun 2010. Namun, pasar gelap tetap bertahan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya