Kemenperin Bakal Luncurkan Peta Jalan Revolusi Industri 4.0

Pemerintah meyakinkan revolusi industri keempat itu tidak akan memberhentikan banyak pekerja.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Mar 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 10:15 WIB
Jokowi Resmikan Pendidikan Vokasi di Cikarang
Presiden Jokowi didampingi Menperin Airlangga Hartanto dan Mendikbud Muhadjir Effendy dalam peluncuran vokasi tahap III yang link and match antar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Barat dengan industri, Jumat (28/7). (Liputan6.com/Angga Yunani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan meluncurkan program Making Indonesia 4.0 yang merupakan peta jalan (roadmap) terintegrasi dan kampanye untuk mengimplementasikan strategi menghadapi era revolusi industri ke-4 (Industry 4.0). Roadmap tersebut akan diluncurkan pada 4 April 2018.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, roadmap Making Indonesia 4.0 akan memberikan arahan yang jelas mengenai strategi Industry 4.0 bagi industri di Tanah Air.

Menurut dia, ada lima sektor industri yang akan jadi fokus guna memperkuat fundamental struktur industri Indonesia dalam menghadapi era revolusi ke-4 ini, yaitu industri makanan dan minuman, industri otomotif, industrik elektronik, industri kimia dan industri tekstil.

"Sektor prioritas adalah sektor yang kita percaya, apabila dilakukan implementasi Industry 4.0 dengan benar, bisa membawa aspirasi yang ditetapkan Tapi jika tidak lakukan apa-apa, maka sebagai bangsa kita kehilangan daya saing secara signifikan dan pasar kita terancam oleh negara-negara lain yang lebih siap," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Menurut Airlangga, dari Making Indonesia 4.0 ini, pemerintah memiliki sejumlah aspirasi atau target yang akan dicapai, yaitu Indonesia menjadi 10 besar ekonomi di 2030 dan mengembalikan angka net export industri 10 persen.

Selain itu, peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibandingkan peningkatan biaya tenaga kerja, serta pengalokasian 2 persen GDP untuk aktivitas reaserch and development (R&D) teknologi dan inovasi atau sekitar 7 kali lipat dari yang tersedia saat ini.

"Aspirasi tersebut adalah lompatan yang besar, kerja keras yang luar biasa perlu didukung oleh segenap pemangku kepentingan yang ada. Dalam roadmap ini diimplementasikan Industry 4.0 telah dipersiapkan berbagai inisiatif strategis untuk masing-masing sektor prioritas," tandas dia.

Revolusi Industri 4.0 Tak Bakal Pangkas Jumlah Pekerja

PHOTO: Menteri Perindustrian Resmi Buka GIIAS 2017
Menperin Airlangga Hartarto berbincang bersama Presdir PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dan Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Henry C. Widjaja dalam GIIAS 2017 di ICE BSD City Tangerang, Kamis (10/8). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah meyakinkan revolusi industri keempat itu tidak akan memberhentikan banyak pekerja, tapi justru membantu pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dan mudah.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto turut memberikan contoh penerapan Revolusi Industri 4.0 di sektor tekstil. Dia menuturkan, penggunaan mesin seperti sistem cutting dengan tenaga robotik tidak mengurangi tenaga kerja, tetapi hanya meningkatkan efisiensi.

"Jadi tenaga kerja tidak akan berkurang, malah meningkatkan produktivitas, menambah output. Sama seperti ketika komputer pertama kali diperkenalkan pada era awal sebelum 90-an, itu tidak menggantikan tenaga kerja, tapi justru efisiensinya meningkat," tutur dia pada 7 Maret 2018.

Airlangga Hartarto juga coba membuat perbandingan terhadap sektor industri yang tidak banyak menuntut tenaga manusia, seperti industri manufaktur tekstil, industri otomotif, dan industri Petrokimia. Ia menganggap, sektor-sektor tersebut memang jumlah tenaga kerjanya relatif lebih sedikit dari industri garmen, dan akan terus seperti itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya