Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara yang memiliki kondisi perekonomian salah satu yang paling baik di Asia Tenggara, Indonesia terus dijagokan untuk bisa menjadi negara maju di dunia. Hal ini pun bukan tidak mungkin dan bisa menjadi kenyataan.
Survei terbaru yang dirilis oleh perusahaan konsultan bisnis internasional AT Kearney memperlihatkan faktor-faktor apa saja yang bisa membuat Indonesia menjadi negara maju di dunia.
Baca Juga
Dikutip dari keterangan AT Kearny, Selasa (20/3/2018), setidaknya ada empat hal yang bisa menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 15 tahun ke depan:
Advertisement
Apa saja? Berikut ulasannya:
1. Total Penghasilan Buruh
Selama 15 tahun terakhir, angkatan kerja telah berkembang sekitar 30 juta orang. Meskipun pertumbuhan penduduk telah melambat di tengah program keluarga berencana nasional, pertumbuhannya tetap pada kecepatan yang wajar 1 hingga 2 persen per tahun.
Daerah perkotaan telah tumbuh lebih cepat sekitar 3 persen per tahun sejak tahun 2000, dan upah telah naik dua kali lipat selama dekade terakhir, yang memicu ledakan ekonomi.
2. Belanja konsumen
Berkat penghasilan buruh yang lebih tinggi, ada peningkatan besar dalam pendapatan. Pada tahun 2000, hanya 5 persen dari populasi memiliki pendapatan rumah tangga tahunan lebih dari USD 5.000.
Jumlah itu kini melonjak menjadi lebih dari 70 persen. Akibatnya, total belanja rumah tangga tahunan telah meningkat delapan kali lipat, menyumbang 55 persen dari total ekspansi PDB dari tahun 2000 sampai 2015.
Advertisement
3. Aktivitas Perusahaan
Lonjakan belanja konsumen mempercepat aktivitas korporasi di berbagai sektor mulai dari ritel dan perdagangan hingga manufaktur dan jasa.
Total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia meningkat 15 kali dalam 15 tahun dan sekarang sekitar USD 500 miliar. Percepatan kegiatan perusahaan ini telah mendorong kenaikan upah.
Investasi
Uang yang dihasilkan oleh aktivitas perusahaan telah diinvestasikan kembali. Investasi dalam bentuk pembentukan modal bruto, termasuk dari pemerintah, merupakan kontributor terbesar kedua terhadap pertumbuhan PDB, menambahkan 36 persen dari total ekspansi PDB dari tahun 2000 sampai 2015.
Hal ini telah memicu aktivitas perusahaan di berbagai bidang - mulai dari konstruksi dan material ke sektor real estat dan keuangan - dan menaikkan harga real estat di seluruh negara, memberikan keuntungan modal kepada masyarakat kelas atas dan menengah, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Advertisement