RI Bakal Bertahan dari Imbas Perang Dagang AS-China?

Bank Dunia menilai terlalu cepat menyimpulkan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) berdampak negatif ke Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 27 Mar 2018, 19:56 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 19:56 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Suasana pelayaran di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Indonesia diprediksi akan kembali mendulang surplus neraca perdagangan di April 2017 di bawah US$ 1 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia menilai terlalu cepat menyimpulkan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) berdampak negatif ke Indonesia.

Hal itu seperti disampaikan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timur Leste, Rodrigo Chaves. Ia menilai, perang dagang AS dan China tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Ini lantaran sebagian besar ekonomi Indonesia didukung faktor dalam negeri.

"Terlalu cepat menyimpulkan terkait perang dagang ini. Tapi risikonya tetap akan prevailing. Merupakan hal yang penting menjaga hal ini dalam konteksnya masing masing. Dalam beberapa kasus, tidak akan signifikan, mengingat Indonesia digerakkan ekonomi dalam negeri," ujar Rodrigo di Gedung Energy Building, Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan terus memperhatikan dampak perang dagang antara China dan Amerika. Hal ini perlu dilakukan, mengingat keduanya merupakan mitra dagang Indonesia.

"Kita sangat memperhatikan apa yang terjadi di pasar internasional, pasar keuangan, potensi perang dagang ini. Jadi bagaimana kebijakan Amerika, apa yang akan dilakukan pada China, kemudian China memberikan respons seperti apa dan respons itu memiliki impact apa pada Indonesia," jelas dia.

 

Selanjutnya

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Penyebab kinerja ekspor sedikit melambat karena dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dan mitra dagang utama, seperti AS, China, dan Jepang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Suahasil menambahkan, ke depan pemerintah akan berupaya tetap menjaga ekonomi Indonesia terutama ekspor tetap tumbuh.

Pemerintah juga akan mengupayakan kondisi Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tetap kredibel dengan menjaga komponen ekonomi makro berada pada target yang ditetapkan.

"Kita akan terus jaga ekspor dan impor dari negara lain. Tapi kita perhatikan saja ke depan seperti apa. Kita juga pastikan kondisi APBN kredibel dan kondisi makro harus stabil mungkin,” ujar dia,

“Tetap kita ingin meningkatkan pertumbuhan kemudian menekan inflasi kita dan menjaga stabilitas dari kurs, sambil meningkatkan investasi dan mendukung ekspor," tambah dia.

 

Reporter: Anggun Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya