Kembangkan IKM dengan Teknologi Digital Jadi Jurus RI Hadapi Industri 4.0

Aspek penguasaan teknologi akan menjadi penentu utama keberhasilan dalam implementasi industri 4.0

oleh Desy Afrianti diperbarui 06 Apr 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2018, 14:00 WIB
Jokowi Tinjau Pameran Indonesia Industrial Summit 2018
Presiden Jokowi ditemani Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meninjau Indonesia Industrial Summit 2018, Jakarta, Rabu (4/4). Indonesia Industrial Summit 2018 dalam rangka menghadapi industri jilid empat alias 4.0. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia akan mengembangkan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang terintegrasi teknologi digital untuk menghadapi era revolusi industri keempat.

Seperti yang terdapat pada Peta Jalan Making Indonesia 4.0, aspek penguasaan teknologi akan menjadi penentu utama keberhasilan dalam implementasi industri 4.0, dan peta jalan itu akan memberikan arah yang jelas bagi pergerakan Indonesia di masa depan.

Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, untuk mengembangkan IKM nasional melalui teknologi digital, Kementerian Perindustrian telah membuat e-Smart IKM.

Kata dia, sejak e-Smart IKM diluncurkan pada akhir 2016 lalu, nilai transaksi di marketplace tersebut telah melebihi Rp320 juta.

Sejauh ini penjualan didominasi oleh komoditas makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fesyen, herbal, serta produk industri kreatif lainnya.

"Dalam upaya mendorong pelaku IKM kita terlibat di e-Smart IKM, kami telah melaksanakan workshop agar mereka dibekali pelatihan untuk peningkatan daya saing dan produktivitas usahanya," kata Gati ketika menjadi narasumber pada Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta, Kamis 5 April 2018.

Dia menjelaskan, pada tahun 2017, sebanyak 1.730 IKM telah mengikuti lokakarya e-Smart IKM. Untuk 2018 ini ditargetkan dapat menggandeng 4.220 IKM dan pada 2019 mencapai 10 ribu IKM di seluruh Indonesia.

Pembinaan dalam program e-Smart IKM juga meliputi pemantauan data performansi setiap pelaku usaha yang telah tergabung dalam e-Smart IKM. "Nantinya hasil dapat terlihat berapa jumlah pelaku IKM yang sukses dalam transaksinya atau menjadi champion. Sedangkan mereka yang belum sukses dalam transaksinya, bahkan di-suspend," ucap dia.

Bagi mereka yang telah sukses, menurut Gati, Kemenperin akan memberikan fasilitas agar dapat mengakses pasar yang lebih luas. "Akses pasar akan diberikan hingga ke pasar global. Untuk itu, kami memfasilitasi pengembangan produk sesuai standar global dan juga diikuti sebagai peserta pameran internasional," tuturnya.

Bahkan, mereka pun berpeluang untuk menjadi reseller produk-produk IKM lain. Diharapkan kisah sukses mereka bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku IKM untuk tumbuh dan berkembang.

Sementara bagi yang belum sukses atau bahkan di-suspend oleh marketplace, Ditjen IKM akan mengembangkan agregator, yakni platform yang mengumpulkan produk IKM dan memfasilitasi penjualan online.

"Termasuk logistik dan layanan pelanggan, yang dapat dilakukan oleh Koperasi, Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM, dan IKM champion. Kami telah mengidentifikasi beberapa faktor penyebabnya, antara lain ketiadaan waktu untuk berjualan online karena sibuk berproduksi atau sudah memiliki distributor sendiri," ujarnya.

Gati menambahkan, faktor lain yang menjadi penyebab belum suksesnya pelaku IKM di pasar online, yaitu dari segi karakteristik produk. "Maksudnya adalah produknya tidak dijual eceran, atau produknya bersifat business to business (B2B), seperti IKM yang memproduksi mesin dan peralatan produksi," katanya. Hal ini akan coba dipecahkan melalui kerjasama dengan marketplace seperti Indonetwork, Indotrading, atau Alibaba.

Penyediaan akses internet

Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih

Untuk mendorong pelaku IKM nasional masuk ke marketplace, Kemenperin beserta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sejak tahun 2017 telah bekerja sama untuk memfasilitasi akses internet di sentra IKM seluruh Indonesia.

"Sampai saat ini sudah terpasang di empat titik sentra IKM, dan empat titik lainnya sedang menyusul," kata Gati Wibawaningsih.

Adapun empat sentra IKM yang sudah terpasang, yaitu di Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Bondowoso (Jawa Timur) dan Lampung, serta sisanya yang masih dalam proses pemasangan akses internet adalah di Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Seram Bagian Barat (Maluku).

Jaringan 5G di kawasan industri

Menperin Airlangga Hartarto dan Pelaku Usaha
Menperin bertemu dan berbincang-bincang secara langsung dengan pelaku usaha di Yogyakarta.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, sebelumnya mengungkapkan bahwa pemerintah akan meningkatkan jaringan internet 5G di kawasan industri. Upaya ini dilakukan guna mendukung implementasi industri 4.0.

Nantinya Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kemenkominfo guna membahas regulasinya serta menggandeng PT Telkom selaku operator penyedia layanan internet untuk perencanaan teknisnya.

Menurut Airlangga, dalam upaya penerapan jaringan internet 5G di kawasan industri tersebut, saat ini masih dirancang peta wilayah pemasangannya. "Industri 4.0 membutuhkan kecepatan data hingga 5G. Kalau datanya pakai yang lemot, ketika mau lihat proses di pabrik dan yang tampil dimonitor akan ada time lag, waktu yang tidak cocok," kata Airlangga.

Menperin menjelaskan, memasuki era digital saat ini harus diimbangi dengan kualitas jarigan internet yang cepat. Pemasangan jaringan internet 5G tersebut terkait dengan pelaksanaan peta jalan Making Indonesia 4.0.

5 industri andalan

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Foto: Humas Menperin)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Foto: Humas Menperin)

Pemerintah telah mendorong industri memasuki dunia digital. Ada lima sektor pengembangan industri manufaktur yang akan menjadi percontohan, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.

Lima sektor itu merupakan industri andalan yang tengah diprioritaskan pengembangannya di hampir seluruh dunia. "Sekitar 84 persen ekonomi dunia disokong oleh sektor-sektor tersebut. Ini yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga tiga ribu kali lipat," ucapnya.

Bahkan, saat ini pengembangan IKM juga menjadi salah satu langkah strategis mewujudkan ekonomi inklusif, yang sifatnya sama dengan e-commerce platform. Dengan demikian, IKM dapat bersaing secara global. "Untuk itu, industri nasional membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi," ujar Airlangga.

Pengembangan sektor IKM dalam negeri telah lama berperan penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Kemenperin mencatat, jumlah unit usaha IKM di dalam negeri terus mengalami peningkatan setiap tahun.

Misalnya, pada tahun 2013, sebanyak 3,43 juta IKM, naik menjadi 3,52 juta IKM pada tahun 2014. Kemudian, mampu mencapai 3,68 juta IKM di tahun 2015, dan bertambah lagi hingga 4,41 juta tahun 2016. Pada tahun 2017 jumlah IKM diperkirakan lebih dari 4,5 juta unit usaha.

Rencana penerapan jaringan internet 5G ini ditargetkan mulai terlaksana saat perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. "Pada Asian Games akan kita buat prototipe-nya," ujar dia.

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya