Bos Lion Air: Indonesia Butuh 1.000 Pesawat di 2030

Lion Air Group menandatangani kontrak dengan Boeing untuk pembelian pesawat tipe 737 Max 10 sebanyak 50 unit.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Apr 2018, 17:41 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 17:41 WIB
Lion Air Buka Rute Penerbangan Charter Jakarta-Sanya Tiongkok
Lion Air Ajak Mahasiswa Malaysia Keliling Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Lion Air Group hari ini menandatangani kontrak dengan Boeing untuk pembelian pesawat tipe 737 Max 10 sebanyak 50 unit. Ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang Lion Air Group untuk menjadi salah satu maskapai terbesar di dunia.

Dengan adanya pemesanan 50 unit Boeing 737 Max 10 ini maka total pemesanan pesawat Lion Air Group dari berbagai produsen mencapai 1.273 pesawat. Saat ini, Lion Air Group telah mengoperasikan 408 pesawat.

Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar dan destinasi pariwisata yang terus bertambah, kebutuhan akan moda transportasi pesawat setiap tahun terus meningkat.

"Bayangkan, jumlah penumpang di 2030 itu diprediksi mencapai lebih dari 335 juta orang dan itu butuh pesawat lebih dari 1.000 pesawat, jadi kita ke depan masih butuh banyak," ia menerangkan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Jumlah penumpang yang mencapai 335 juta orang itu hanya untuk penerbangan domestik, belum lagi nantinya kalau masuk ke pasar regional, baik ASEAN atau Asia Pasifik. Edward meyakini, industri maskapai ke depan masih cukup cerah.

Pesawat yang menjadi produk terbaru Boeing ini, sebenarnya tengah dalam produksi. Ditargetkan pesawat Boeing 737 Max 10 akan datang paling cepat pada 2020.

Edward mengaku, dengan kelebihan memiliki teknologi bahan bakar yang lebih irit dan jumlah penumpang lebih banyak, Boeing 737 Max 10 ini akan digunakan untuk pengembangan rute jarak jauh.

"Kita ke depan akan gunakan untuk rute-rute penerbangan jarak jauh seperti ke China dari Lombok atau Bali atau kota lainnya dan ke Jeddah. Karena pesawat ini bisa terbang 7 jam nonstop," tegas Edward.

Beli Pesawat Baru

Boeing 737 Max 8 memiliki beberapa kelebihan di banding pesawat jenis boeing sebelumnya. (Liputan6.com/Vina A Muliana)
Boeing 737 Max 8 memiliki beberapa kelebihan di banding pesawat jenis boeing sebelumnya. (Liputan6.com/Vina A Muliana)

Lion Air Group telah menandatangani kontrak pembelian armada baru dari Boeing tipe 737 Max 10 pada hari ini (10/4/2018). Jumlah yang disepakati sebanyak 50 unit pesawat.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Presiden Lion Air Group Edward Sirait dan Senior Vice President Sales Boeing Commercial Airplanes Dinesh Keskar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Penandatanganan kontrak ini disaksikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr, dan Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana.

Edward mengatakan, pembelian ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan bisnis Lion Air Group dengan operasional pesawat lorong tunggal yang menawarkan harga tempat duduk termurah di industri.

"Pesawat ini memberikan keuntungan lebih karena memiliki tingkat efisiensi tinggi dari segi bahan bakar, biaya operasional, dan sangat sesuai dengan perkembangan armada yang semakin canggih," katanya.

Nilai kontrak pembelian yang diteken kurang lebih mencapai US$ 6,24 miliar atau Rp 85,74 triliun (estimasi kurs 13.740 per dolar AS). Nominal ini menjadikan Lion Air Group sebagai pelanggan Boeing dengam pemesanan terbesar untuk jenis Max 10.

Boeing 737 Max 10 akan melengkapi koleksi Lion Air Group yang sebelumnya telah memesan dan mengoperasikan Max 8 dan Max 9.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya