Tarik Investasi Migas, RI Harus Belajar dari Negara Lain

IPA menyarankan Indonesia menyontek cara negara lain dalam memikat investasi di sektor migas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Apr 2018, 16:25 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 16:25 WIB
Keterbukaan Data Mampu Gairahkan Investasi Migas
Kementerian ESDM berencana menyempurnaan sistem pengelolaan data hulu migas untuk mendorong eksplorasi migas.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Petroleum Association (IPA) menilai peningkatan investasi pada sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia yang diinginkan pemerintah, harus didorong dengan perbaikan iklim investasi. Pendapatnya dengan menyontek metode negara pesaing dalam memikat investor.

Board of Director IPA, Tenny Wibowo, mengatakan, untuk mendapat ‎investasi pada sektor hulu migas bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, ada negara lain yang juga mengincar investasi yang sama dari penanam modal.

"Investasi bukan di meja kemudian diambil, investasi suatu yang diperebutkan," kata Tenny dalam konferensi pers jelang pelaksanaan IPA Convex 2018 yang digelar di Lobby Lounge Bimasena, The Dharmawangsa Hotel Jakarta, Kamis (12/4/2018).

‎Menurut Tenny, untuk mengundang investor sebaiknya terlebih dahulu mencari metode yang dapat meningkatkan minat para penanam modal, yakni belajar dari negara lain yang sudah berhasil menggaet investor.

"Kenapa perlu ke luar, kita mesti lihat apa yang dilakukan negara lain, jangan merasa sudah begini-begini, tapi negara lain latihannya lebih baik, larinya lebih kencang. Belajar dari tempat lain bisa memperbaiki iklim investasi migas," ujarnya.

Tenny melanjutkan, perbaikan harga minyak dunia‎ tidak bisa dijadikan andalan untuk meningkatkan investasi. Sebab perusahaan memiliki keterbatasan keuangan. Namun, yang perlu dilakukan adalah dengan memperbaiki iklim investasi untuk memenangi kompetisi global.

‎"Kompetisi global, terlepas dari harga minyak berapa pun juga perusahaan punya keterbatasan. Mau harga tinggi atau rendah, harus lihat yang bagus lebih dahulu," tuturnya.

Pameran IPA ke-42

Rig Sumur Minyak BOB BSP
(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

‎Meningkatkan kembali daya saing sektor hulu migas Indonesia di level global menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh para pemangku kepentingan di sektor ini.

Hal tersebut salah satunya yang mendorong IPA mengusung tema Driving Indonesia’s Oil and Gas Global Competitiveness, dalam penyelenggaraan Konvensi dan Pameran IPA ke-42 Tahun 2018, pada 2-4 Mei 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta.

“Tema Convex tahun ini dipilih dengan mempertimbangkan kondisi sektor hulu migas Indonesia yang ada sekarang, yaitu ketatnya persaingan investasi migas secara global,” ungkap Presiden IPA Ronald Gunawan. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia atau Chairperson IPA Convex 2018, Novie Hernawati, mengungkapkan adanya optimisme terhadap peningkatan daya saing industri hulu migas Indonesia untuk menjadi lebih kreatif, inovatif, serta berdaya saing.

"Pada acara IPA Convex tahun ini, kami berupaya mencerminkan upaya yang dilakukan industri untuk menghadapi tantangan yang ada demi meningkatkan daya saing migas Indonesia di level global, salah satunya dengan menerapkan beragam inovasi dan teknologi dalam kegiatan eksplorasi dan produksi migas yang ada,” tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya