Kunjungi Muara Gembong, Menteri Rini Sebar 600 Ribu Benih Udang

Setelah meninjau area tambak, Menteri Rini melanjutkan kunjungan di Kecamatan Muara Gembong dengan meninjau langsung program padat karya tunai.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Apr 2018, 10:46 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2018, 10:46 WIB
Menteri BUMN Rini M Soemarno meninjau kawasan Perhutanan Sosial Muara Gembong di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/4/2018).
Menteri BUMN Rini M Soemarno meninjau kawasan Perhutanan Sosial Muara Gembong di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/4/2018).

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka mendorong optimalisasi pemanfaatan lahan hutan negara dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno meninjau langsung kawasan Perhutanan Sosial Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa pagi ini.

Menteri Rini ingin memastikan lahan tambak telah siap digarap dan dikelola, serta memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat setempat. Dalam kesempatan ini, Menteri Rini menebar 600 ribu benih udang di area tambak Cluster I pada petak 2B dan 3A dengan jenis udang adalah udang vanname.

“Saya ingin memastikan bahwa lahan hutan negara yang telah diberikan betul-betul bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemerintah juga terus menjamin bahwa pengawasan dari pelaksanaan program-program yang dijalankan terus dilakukan dan benar-benar membawa manfaat bagi perekonomian masyarakat,” kata Rini kepada wartawan, Selasa (17/4/2018).

Selain memberikan bantuan benih dan bibit udang ke petani penggarap, dukungan bagi pelaksanaan program hutan sosial di Muara Gembong juga dilakukan dengan program revitalisasi lahan tambak dan perbaikan infrastruktur pendukung di area tambak.

Revitalisasi dilakukan sejalan dengan kendala cuaca dan banjir yang mengganggu kelangsungan hidup benih udang. Salah satunya dengan melakukan penanaman mangrove sebanyak 8.250 pohon dan perbaikan-perbaikan infrastruktur pendukung di area tambak.

Perbaikan infrastruktur yang dilakukan antara lain melalui perbaikan dan pengerasan jalan, pengadaan dan instalasi jaringan listrik, serta pengadaan infrastruktur pendukung tambak seperti pembangunan saung, menara pantau, kincir air fishery, pompa air, genset, rumah gensetdan tempat penampungan hasil tambak.

“Semoga berbagai perbaikan dan revitalisasi yang dilakukan bisa memberikan solusi dan manfaat bagi petani untuk kelangsungan kegiatan di area tambak. Pelatihan dan pendampingan bagi petani tambak juga penting dilakukan agar program ini terus berlangsung dan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang,” tegas Rini.

Sebagai informasi, di Kecamatan Muara Gembong, Perhutani tercatat memiliki lahan seluas 11.655 hektare (ha) dengan lahan potensi garap seluas 2.036 ha. Perhutani telah mengalokasikan lahan seluas 830,55 ha sebagai Demontration Plot (Demplot) dari Program Perhutanan Sosial di mana terdapat dua pilot project dia atas lahan seluas 80,9 ha.

Optimalisasi lahan tambak Muara Gembong ini diarahkan untuk pengembangan budidaya udang intensif, budi daya polikultur dan pengembangan silvofishery atau integrasi budi daya ikan (70 persen) dengan mangrove (40 persen) dengan metode semi-intensif.

Dalam pelaksanannya, BUMN bersinergi mendukung pelaksanaan program Perhutanan Sosial Muara Gembong antara lain, Perhutani menyediakan lahan area tambak, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani tambak dan Perum Perindo sebagai off taker hasil produksi panen.

 

Penyaluran KUR

20150730-Perahu Eretan-Bekasi1
Kendaraan bermotor menyebrangi sungai Citarum dengan perahu eretan di Muara Gembong, Bekasi, Rabu, (29/7/2015). Kendaraan yang menyebrang menggunakan perahu eretan dikenakan biaya Rp.20.000 bagi mobil dan Rp 2.000 motor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 

Bank Mandiri mencatat hingga saat ini, penyaluran KUR telah dilakukan kepada delapan petani penggarap yang mengelola lahan tambak seluas 17,2 ha dengan jumlah penyaluran sebesar Rp 120 juta per petani.

Pemberian KUR hanya dilakukan jika petani penggarap telah mendapat bibit dan pakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan persyaratan lain seperti pembuatan dan infrastruktur tambak telah selesai dilakukan.

Bank Mandiri memproyeksi, dengan skema pembiayaan KUR, keuntungan yang diperoleh petani tambak dengan luas area tambak 1.000 m2 adalah sebesar Rp 3,23 juta per bulan untuk setiap petambak. Keuntungan yang diperoleh petani tambak dengan luas area tambak 4.000 m2 diproyeksi sebesar Rp 12,92 juta per bulan untuk setiap petambak.

Sementara keuntungan yang diperoleh petani tambak dengan luas area tambak 8.000 m2 diproyeksi sebesar Rp 25,84 juta per bulan untuk setiap petambak. Semua proyeksi keuntungan tersebut telah memperhitungkan biaya operasional dan biaya bunga KUR yang harus dibayar petambak.

 

Padat Karya Tunai

20150730-Perahu Eretan-Bekasi1
Sejumlah kendaraan menyeberangi Sungai Citarum menggunakan perahu eretan di Muara Gembong, Bekasi, Minggu (29/7/2015). Kendaraan yang menyebrang menggunakan perahu eretan dikenakan biaya Rp.20.000 bagi mobil dan Rp 2.000 motor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Setelah meninjau area tambak, Menteri Rini melanjutkan kunjungan di Kecamatan Muara Gembong dengan meninjau langsung program padat karya tunai, sebagai bentuk dukungan pemerintah bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Program Padat Karya Tunai merupakan salah suatu program pemberdayaan masyarakat desa--khususnya yang miskin dan marginal--yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan, meningkatkan daya beli dan mengurangi kemiskinan.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Rini turun menyapa 200 warga yang terlibat dalam kegiatan ini, yang antara lain melakukan pembersihan saluran irigasi dan penataan jalan dan perbaikan inftasrtruktur di Madrasah Nurul Komar yang letaknya berdekatan dengan tempat penampungan hasil tambak yang disediakan bagi para petani tambak.

“Semoga program ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan saya terus memberikan dorongan bagi BUMN untuk terus memberikan dukungan nyata bagi perbaikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat melalui padat karya tunai ini,” kata Rini.

Setelah meninjau program padat karya tunai, Menteri Rini mengakhiri kunjungannya ke Muara Gembong dengan memberikan dukungan dan kepedulian bagi masyarakat sekitar dengan mengunjungi rumah salah seorang karyawan Bank Mandiri di Muara Gembong.

Secara simbolis, Menteri Rini memberikan bantuan berupa perbaikan (renovasi) rumah karyawan tersebut. Bantuan serupa juga diberikan kepada tujuh guru di SDN Pantai Bahagia 01, Muara Gembong, termasuk bantuan sarana pendukung bagi siswa/i di sekolah tersebut. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya