Bangun Jembatan Desa di Manggarai Barat, Kementerian PUPR Libatkan Warga Lokal

Kehadiran jembatan untuk desa memangkas jarak yang harus ditempuh masyarakat menuju ibu kota kecamatan, yakni dari 15 km menjadi 5 km.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Apr 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2018, 12:00 WIB
Jembatan untuk Desa di Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. (Dok Kementerian PUPR)
Jembatan untuk Desa di Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan pembangunan Jembatan Gantung dengan teknologi Judesa (Jembatan untuk Desa) di Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Lokasi pembangunan jembatan tersebut memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Labuan Bajo yang menjadi destinasi favorit banyak wisatawan.

Kepala Balitbang Danis H Sumadilaga menyampaikan, keunggulan teknologi pembangunan Judesa ini sangat pas untuk diterapkan di kawasan terpencil karena fleksibel dan ekonomis. Materialnya merupakan pre-fabrikasi sehingga dapat disiapkan untuk dikirim ke lokasi.

"Balitbang PUPR terus berinovasi mencari teknologi jembatan yang cepat, murah, dan bermanfaat. Biasanya jembatan gantung menggunakan dua tiang, tapi ini asimetris atau hanya satu sisi tanpa mengurangi kualitasnya. Mohon dijaga dan dipelihara serta digunakan sewajarnya," ujar dia dalam keterangannya, Senin (30/4/2018).

Kehadiran Judesa tersebut memangkas jarak yang harus ditempuh masyarakat menuju Ibu Kota Kecamatan, yakni dari 15 km menjadi 5 km.

Jembatan tersebut juga memudahkan akses para pelajar menuju sekolah dan membantu masyarakat memasarkan hasil pertaniannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Biaya Pembangunan

Adapun biaya yang diperlukan untuk membantun jembatan sepanjang 62 meter serta lebar 1,8 meter itu adalah sekitar Rp 1,5 miliar, dengan bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Lebih lanjut Danis menyatakan, dengan menerapkan sistem modular, pembangunan Judesa dapat lebih mudah karena memakan waktu pelaksanaan yang lebih singkat, serta dapat melibatkan warga lokal dalam pengerjaannya.

"Proyek ini juga mengambil keterlibatan masyarakat setempat, mulai dari tahap perencanaan, pembangunan jalan akses sampai konstruksi bangunan pelengkap," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya