Teror Bom Gereja Bisa Ganggu Pariwisata Surabaya?

Pihak Garuda Indonesia menyebut ledakan bom gereja Surabaya belum berpengaruh terhadap wisata di Surabaya, termasuk permintaan tiket penerbangan.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Mei 2018, 18:45 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2018, 18:45 WIB
Pasca-Ledakan Bom di Gereja Santa Maria
Petugas memasang garis polisi dekat lokasi ledakan bom di Gereja Santa Maria, Surabaya, Minggu (13/5). Polisi Selain di Gereja Katolik Santa Maria, dua ledakan lain di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya dan Gereja Kristen Jawi Wetan. (AP/Trisnadi)

Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom gereja Surabaya, Jawa Timur dipastikan tidak mengganggu arus dan minat wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke kota tersebut. Penjualan tiket pun belum terdampak kejadian tersebut. 

Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menyatakan, insiden tersebut belum mengganggu sektor pariwisata di Kota Pahlawan itu. 

"Sampai sekarang kita temukan belum ada efek sama sekali ya terkait insiden tersebut. Pemesanan ke Surabaya juga masih lancar, jadi masih normal-normal saja," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Kata Ikhsan, permintaan pengembalian tiket (refund tiket) belum ada untuk saat ini.

"Permintaan refund juga belum ada sama sekali untuk penerbangan Surabaya, jadi kayaknya masih aman-aman saja. Enggak ada dampaknya," ujar Ikhsan.

Ikhsan juga menambahkan, pemesanan tiket Garuda Indonesia VIP pun belum ada pengurangan untuk tujuan Surabaya hingga hari ini.

"Permintaan belum ada yang turun, bahkan tadi kita baru cek untuk VIP saja masih normal, belum ada yang cancel," tuturnya.

Namun begitu, dia memperkirakan buntut dari peristiwa ledakan bom gereja Surabaya bisa saja menurunkan daya tarik kunjungan masyarakat ke Surabaya dalam beberapa waktu ke depan.

"Untuk ke depannya ada kemungkinan bisa turun animonya ke sana (akibat bom gereja Surabaya), tapi ya lihat situasi ke depan dulu. Jadi masih sangat bergantung situasinya," tandas Ikhsan. 

Usai Teror Bom Gereja Surabaya, Bos BEI Tenangkan Investor

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio (kanan)
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio (kanan) (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Peristiwa bom gereja Surabaya menuai simpati dari berbagai kalangan, termasuk Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio. BEI bersama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. 

“Kami sangat prihatin atas kejadian ini," kata Tito dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Tito mengimbau kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal.

"Kami imbau investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimistis terhadap stabilitas keamanan nasional," harapnya.

Pengalaman pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016, menunjukkan bahwa teror tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal.

Pada saat terjadinya teror, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sebanyak 77,86 poin atau sebanyak 1,72 persen di level 4.459,32. Namun, koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara.

Selanjutnya pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama, IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53 persen dan keesokan harinya justru menguat 0,24 persen. Investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi.

Tito yakin bahwa pada teror bom Surabaya juga tidak akan berpengaruh besar terhadap aktivitas di pasar modal.

Secara fundamental, sambung Tito, perusahaan tercatat yang tergabung dalam LQ45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata-rata pendapatan meningkat sebesar 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal I 2018 dibandingkan dengan kuartal I 2017.

Sementara kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun (meningkat sebesar 16,7 persen dibanding 2017) dan frekuensi harian sebesar 387 ribu (meningkat sebesar 23,7 persen dibanding 2017).

Sebagai wujud keprihatinan dan ketegaran atas tragedi di Surabaya, Tito meminta kepada seluruh SRO dan anak perusahaan dalam tiga hari ini sejak Senin (14/5) sampai dengan Rabu (16/5) untuk mengenakan pakaian putih dengan pita hitam di lengan kanan.

"Kami juga imbau perusahaan tercatat dan anggota bursa untuk melakukan hal yang sama yaitu mengenakan pakaian putih dengan pita hitam sebagai bentuk ketegaran," pungkas Tito.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya