Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menggandeng Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) dan TNI, untuk meningkatkan penyebaran listrik di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) Maluku dan Papua.
Direktur Bisnis Regional PLN Maluku Papua, Ahmad Rofik mengatakan, untuk melistriki wilayah 3 T terletak di Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, PLN kerap menghadapi kesulitan medan yang berat untuk ditempuh.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemerataan kelistrikan (rasioelektrifikasi), PLN akan menggandeng pihak eksternal, Mapala, dari lima universitas negeri, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Tekonologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan Universitas Cendrawasih.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam rangka eletrifikasi desa kita bekerja sama dengan Mapala UGM, UI, ITB, kemudian ITS dan Uncen," kata Rofik, di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Mapala tersebut akan diajak untuk memetakan pembangunan pembangkit listrik, menggunakan sumber energi yang sesuai dengan potensi yang ada di masing-masing wilayah. Dengan begitu, pembangkitan listrik akan lebih efisien.
"Memanfaatkan sumber daya lokal, kita manfaatkan karena kita terbatas sumber daya manusianya mengidentifikasi itu. Apakah ada sungai atau tidak, pilihan terakhir diesel," tutur dia.
Selain Mapala, Rofik melanjutkan, PLN juga menggandeng TNI untuk pengawalan dan mobilisasi di pulau terluar dan terdepan, serta untuk membangun konstruksi jaringan kelistrikan oleh Satuan Zeni TNI.
"Karena daerah sulit kita koordinasi dengan TNI, karena ada pulau terluar kita koordinasi dengan Lantamal. Kita butuh juga kontraktor yang banyak kita butuh bantuan Zeni membuat jaringan di pelosok desa. Ini dalam rangka melistriki daerah 3T," kata dia.
Rofik menuturkan, kerja sama tersebut akan tertuang dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dan dieksekusi pada tahun ini.
"Kami bersama -sama mengidentifikasi data desa di sana nanti cocoknya tipenya seperti apa, koordinasi sudah kita mulai MOU tahun ini," ujar dia.
Perkuat Keandalan Listrik Bandara Kalimantan Selatan, PLN Operasikan Gardu Induk
Sebelumnya, PT PLN (Persero) mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan Selatan. Salah satunya dengan mengoperasikan infrastruktur kelistrikan untuk pengembangan Bandara Syamsudin Noor, Kalimantan Selatan.
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero) Machnizon Masri mengatakan, pembangunan infrastruktur kelistrikan berupa pembangunan Gardu Induk 150 kilovolt (kV) Bandara Syamsudin Noor. Gardu Induk tersebut akan menjadi suplai utama daya listrik ke Bandara Syamsudin Noor.
"Pencapaian pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini menjadi bukti nyata PLN dalam mendukung perkembangan daerah," kata Machnizon, di Jakarta, Selasa 22 Mei 2018.
Sebelumnya, Bandara Syamsudin Noor disuplai melalui Gardu Induk Mantuil yang berjarak 15 kilometer (km) dan Gardu Induk Cempaka yang berjarak 13 kilometer (km). Dengan beroperasinya Gardu Induk Syamsudin Noor yang hanya berjarak 3,5 km, tentunya akan semakin meningkatkan keandalan suplai listrik bagi operasional Bandara Syamsudin Noor.
Machnizon Masri mengungkapkan, saat ini daya tersambung ke Bandara Syamsudin Noor sebesar 2,1 megawatt (MW). Dengan adanya pengembangan Bandara Syamsudin Noor yang rencananya akan selesai pada 2019, kebutuhan suplai energi listrik untuk operasional bandara akan semakin meningkat.
“Pengembangan bandara ini menunjukkan bahwa ekonomi di Kalimantan Selatan semakin bertumbuh. Saat ini kawasan radius 5 km dari bandara, pertumbuhan beban dari sektor bisnis dan perumahan berkembang dengan pesat, sehingga diproyeksikan pada tahun 2018 beban di kawasan tersebut sekitar 18 MW,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement