Anak Usaha IPC Berencana Melantai di Bursa pada 10 Juli

Sebesar 50 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex).

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2018, 19:46 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2018, 19:46 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) berencana melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) atau melantai di bursa saham pada 10 Juli 2018. Rencananya, perusahaan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 561.101.600 saham atau sebesar 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menunjuk dua penjamin pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters/JLU) yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan RHB bertindak sebagai Agen Penjual Internasional (International Selling Agent).

Direktur Utama IKT, Chiefy Adi Kusmargono mengatakan sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 24 Mei 2018 hingga 22 Juni 2018.

"Penetapan harga IPO diharapkan pada 25 Juni 2018, sedangkan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018," kata Chiefy, dalam acara konferensi pers di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Minggu (27/5/2018).

Dia menjelaskan, sebesar 50 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex). "25 persen untuk perpanjangan sewa lahan, dan sisanya untuk modal kerja," ujarnya.

Sesuai rencana, pada 2022, IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, perusahaan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.

 

Reporter: Yayuk Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Kinerja 2017

Perdagangan Saham dan Bursa
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada 2017, IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 miliar dari Rp 133,4 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp 208,6 miliar dari Rp 164,5 miliar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp 130,1 miliar dari Rp 98,4 miliar.

Adapun nilai aset per akhir 2017 mencapai Rp 336,3 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 264,9 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 99,2 miliar dari Rp 79,3 miliar dan ekuitas meningkat menjadi Rp 237 miliar dari Rp 185,6 miliar. Sementara itu, current ratio sebesar 3,3 kali, naik dari 2,4 kali.

"Sementara itu, rata-rata ROA dalam tiga tahun terakhir mencapai 35,4 persen, margin EBITDA 40,4 persen, ROE 50,6 persen, dan ekuitas terhadap aset 69,8 persen."

Sebagai informasi, IKT adalah anak perusahaan Pelindo II atau Indonesia Port Corporatioan (IPC) yang bergerak dalam pengelolaan terminal yang secara khusus diusahakan secara komersial untuk memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan.

Adapun pelayanan jasanya meliputi Stevedoring, Cargodoring, Receiving, dan Delivery. Selain itu juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu Vehicle Processing Center (VPC) dan Equipment Processing Center (EPC).

IKT didirikan sebagai entitas bisnis tersendiri pada 5 November 2012 dengan persentase kepemilikan saham PT Pelindo II (Persero) sebesar 99 persen dan PT Multi Terminal Indonesia sebesar 1 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya