RI Ngebet Jajaki Ekspor ke Tunisia dan Maroko

Pemerintah Indonesia ingin membuka pasar ekspor baru ke Tunisia dan Maroko

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jun 2018, 16:23 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2018, 16:23 WIB
20170114-Pasar-Murah-FP
Mendag Enggartiasto Lukita. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan membuka pasar ekspor produk Indonesia ke dua negara, yaitu Tunisia dan Maroko. Kedua negara tersebut dianggap berpotensi mendorong ekspor produk Indonesia ke kawasan Afrika Utara.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, guna memuluskan langkah tersebut, Kemendag akan langsung terbang ke Tunisia dan Marokok pada akhir pekan ini.

‎"Saya besok malam ke Tunisia. Dari Tunisia ke Maroko untuk membuka pasar baru. Tadi dengan duta besar Maroko, kita harap bisa membahas lebih jauh perundingan bilateral," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Menurut Enggartiasto, produk yang akan ditawarkan kepada dua negara tersebut di antaranya sawit dan pakaian jadi (garmen). Namun tidak menutup kemungkinan produk lain juga akan ditawarkan agar bisa diekspor ke Tunisia dan Maroko.

"Macam-macam, banyak. Ya kita apa saja banyak lah ya. Sawit sudah pasti kemudian garmen," kata dia.

Selain itu, Enggartiasto juga akan memanfaatkan ajang 5th RCEP Ministrial Intersession Meeting di Tokyo, Jepang untuk membuka pasar ekspor ke negara-negara yang ikut ambil bagian dalam RCEP ini.

Sebagaimana diketahui, kerja sama RCEP melibatkan 10 negara anggota ASEAN, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja serta mitra dagang ASEAN, seperti China, Jepang, Korea, India, Australia, dan Selandia Baru.‎

"Dan bisnis forum, kemudian sesudah itu di Jepang ada intersession meeting untuk RCEP. Di tengah intersession meeting, itu ada beberapa pertemuan bilateral dengan beberapa negara, yang nanti kita akan bahas masalah-masalah bilateral," tandas Enggartiasto Lukita.

RI Ekspor Pesawat ke Filipina pada Pekan Ini

20160412-pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

PT Dirgantara Indonesia (Persero) kembali mengekspor pesawat ke Filipina. Pesawat yang akan dikirim tersebut untuk Kementerian Pertahanan Filipina.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan pesawat pesanan Filipina yang akan dikirim sebanyak dua unit.

"Kabar gembira di minggu ini akan dilakukan serah terima pesawat ke pemerintah Filipina, jenis NC212i sebanyak dua unit," kata Harry di Kementerian BUMN, pada 21 Juni 2018.

Ekspor pesawat terbang ini menjadi bukti ke dunia internasional Indonesia mampu menghasilkan produk berteknologi tinggi. Terlebih, teknologi tinggi ini untuk transportasi. Selama ini, Harry menuturkan, Indonesia dikenal dengan produk ekspor hasil tambang. Namun, industri di Indonesia saat ini terus berkembang.

Tak hanya ekspor pesawat, bahkan berbagai produk industri pertahanan lainnya juga diminati berbagai negara. Seperti ekspor yang dilakukan PT Pindad (Persero) dan PT PAL Indonesia (Persero).

"Pesawat itu teknologi tertinggi di dunia di bawah ruang angkasa, jadi kita ini hebat. Setelah Filipina sebentar lagi akan dikirim juga ke Vietnam," tegas Harry.

Saat ini, PT DI memiliki wilayah pemasaran di Asia Pasifik untuk beberapa produk yang lisensinya dimiliki bersama Airbus. Sementara di luar Asia Pasifik memjadi wilayah pemasaran Airbus.

"Walapun pesawat yang dikirim ke Eropa dan Amerika itu dibuat di Bandung, tapi itu pemasarannya oleh Airbus, kita di Asia Pasifik," tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya