Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Jack Ma menyatakan bitcoin berpotensi alami gelembung atau bubble. Oleh karena itu, ia pun memperingatkan untuk hati-hati terhadap mata uang digital tersebut yang dapat mudah susut nilainya.
Pendiri Alibaba ini juga mengingatkan kenaikan bitcoin didorong spekulasi panas. Jack Ma memberikan komentar tersebut usai resmi meluncurkan layanan remitansi berbasis blockchain dengan Standard Chartered dan GCash, seperti dikutip dari South Morning Herald, yang ditulis Kamis (28/6/2018).
Pada akhir pekan lalu, bitcoin berada di posisi terendah dan kembali sedikit menguat. Volatilitas bitcoin terjadi lantaran pengawasan yang meningkat oleh regulator dan bank sentral serta pemimpin perusahaan mempertanyakan mengenai kelangsungan bitcoin.
Advertisement
Baca Juga
"Teknologi blockchain dapat mengubah dunia kita lebih dari yang dibayangkan orang. Namun bitcoin bisa menjadi gelembung," kata dia.
Ant Financial yang berafiliasi dengan Alibaba telah didukung oleh beberapa nama besar dalam keuangan global dan investasi yang eksplorasi teknologi blockchain selama bertahun-tahun. Namun, layanan pengiriman uang menandai salah satu contoh raksasa internet menggunakan teknologi dalam keuangan.
Kini Ant Financial ingin membangun sesuatu lebih baik dan mengambil potensi dari pengiriman uang berbasis blockchain tidak hanya Hong Kong tetapi juga Filipina. Namun Ma belum dapat menjelasan detil. Ma menilai, industri bank konvensional terlalu bebani pembayaran ke luar negeri.
"Lembaga keuangan tradisional melayani 20 persen orang dan membuat keuntungan 80 persen. Lembaga keuntungan baru harus melayani 80 persen orang dan membuat keuntungan 20 persen,” kata dia.
Penasaran, Mesin ATM Bitcoin Sudah Ada di Negara Ini
Sebelumnya, produsen ATM buat uang digital yang berbasis di Praha, Ceko memasang 10 mesin ATM buat uag digital yang tersebar di seluruh sistem kereta bawah tanah di kota-kota Eropa.
Produsen pencetak ATM bitcoin General Bytes resmi meluncurkan peta ATM bitcoin tersebut di situs perusahaan dengan menampilkan 10 lokasi berbeda di setiap pemberhentian yang ada. ATM ini didirikan di ibu kota Ceko yaitu Praha yang berpenduduk 1,3 juta orang.
Mesin ini dapat digunakan untuk membeli bitcoin yang saat ini dijual USD 7.500 atau Rp 103,5 juta per unit (1 USD=Rp 13.800) maupun untuk membeli mata uang digital lainnya. Demikian seperti dilansir dari laman CNBC, Senin 11 Juni 2018.
Namun, Praha bukanlah negara satu-satunya yang memasang mesin ATM buat uang digital. Menurut Coin ATM Radar, ATM bitcoin ini pun juga sudah dibangun di seluruh negara Amerika Serikat. Menurut data dari Coin ATM Radar, AS terhitung sebagai negara terbanyak dengan mesin ATM bitcoin yakni mencapai 1.960 ATM bitcoin.
Los Angeles merupakan kota terbanyak pencetak mesin ATM di AS yaitu 250 mesin ATM bitcoin pada 2014, Chicago punya 170 ATM, dan 120 mesin ATM untuk New York dan juga Atlanta. Tak hanya itu, Washington D.C. dilaporkan memiliki 60 lebih mesin ATM bitcoin serta sebuah perusahaan di Texas yang diketahui telah memasang 20 mesin baru pada akhir tahun.
Negara kedua terbesar pencetak ATM mata uang digital yaitu Kanada. Kemudian ada juga sebanyak 46 mesin ATM bitcoin di Ceko serta 3.150 lebih mesin ATM yang tersebar di 70 negara berbeda.
Mesin ATM bitcoin ini mengizinkan para investor untuk membeli mata uang digital sendiri langsung di tempat, baik untuk paper money maupun online wallet. Uang digital tersebut dapat tersimpan secara aman.
ATM ini juga menyediakan transaksi 2 arah. Anda bisa menjual bitcoin pribadi sekaligus mendapatkan uang tunai di tempat.
Untuk informasi saja, pembeli dapat memasukan uang tunai ke mesin ATM untuk membeli bitcoin dan juga memilih alamat digital yang mereka inginkan untuk menerima mata uang digital tersebut. Sejauh ini, General Bytes telah menjual 1.500 lebih bitcoin dari seluruh ATM berbeda di dunia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement