Liputan6.com, Bogor - Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank atau disebut IMF-World Bank pada Oktober 2018.
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim menyampaikan ucapan terimakasih kepada rakyat Indonesia yang telah bersedia menjadi tuan rumah.Â
"Saya ingin menyampaikan terimakasih kepada rakyat Indonesia yang akan menyambut kami di pertemuan tahunan World Bank di Bali pada Oktober," kata Kim usai blusukan bersama Presiden Joko Widodo di SDN 01 Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Mantan Ketua Departemen Kesehatan Global dan Kedokteran Sosial di Harvard Medical School ini menyadari, menjadi tuan rumah dalam perhelatan IMF World Bank tidak gampang. Banyak sekali hal yang harus dipersiapkan untuk menyukseskan kegiatan tersebut.Â
"Kita tahu ada sejumlah pengorbanan yang dilakukan di sana," ucap dia.
Menurut Kim, pertemuan IMF-World Bank nanti tidak hanya bermanfaat bagi lembaganya tetapi juga berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.Â
"Jadi ini adalah suatu hal yang menguntungkan tidak hanya bagi World Bank dan dunia tapi juga menguntungkan bagi Indonesia sendiri," ujar dia.
Di lokasi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan persiapan pelaksanaan IMF-World Bank berjalan lancar. Aktivitas Gunung Agung, Bali yang kerap mengalami erupsi dianggap tidak mempengaruhi perencanaan pertemuan tersebut.Â
"Hampir tidak ada masalah. Nanti Presiden World Bank akan ke Bali, akan bertemu dengan 300 kepala desa adat untuk bicara masalah stunting, plastik, dan pertemuan itu masih sesuai schedule," ucap Luhut.
Â
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Sri Mulyani Harap Forum IMF-World Bank Tak Terganggu Erupsi Gunung Agung
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada penyelenggaraan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (Bank Dunia) yang berlangsung di Bali pada Oktober mendatang. Dia berharap pertemuan akbar tersebut tetap dapat dilakukan dengan lancar.
"Itu natural ya, alami. Kami tetap berharap dalam pelaksanaan dan persiapan akan tetap bisa dilakukan. Meskipun kami sudah sadar dan IMF sadar ini adalah faktor yang alami," ujarnya di Le Meredien, Jakarta, Selasa 3 Juli 2018.
Untuk diketahui, Gunung Agung kembali erupsi malam tadi, Senin 2 Juli 2018 malam. Berdasarkan pantauan dari Pos Pengamatan, tinggi kolom abu yang teramati 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung. Erupsi terjadi pada pukul 21.04 WITA.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 7 menit 21 detik," kata Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui keterangan tertulis.
Laporan PVMBG menyebutkan erupsi terjadi secara strombolin dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati ke luar kawah mencapai jarak 2 kilometer.
Saat ini, Gunung Agung berada pada status Siaga atau level III. PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak," sebut PVMBG.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement