Ingin Mantapkan Bisnis Induk, Pelindo IV Masih Pikir-pikir Melantai di Bursa

Pelindo IV harus memulai tahap awal dengan melakukan transformasi mengenai bisnis usaha sebelum go public.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Jul 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2018, 17:30 WIB
Pelindo IV mencatatkan obligasi di BEI. (Dok Kementerian BUMN)
Pelindo IV mencatatkan obligasi di BEI. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV membuka peluang untuk go public melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), pada induk usaha maupun anak perusahaan.

Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung mengakui jika saat ini belum ada target waktu perusahaan akan melakukan IPO. Itu karena perusahaan masih harus membenahi aspek bisnis dan anak usaha.

"Kita ingin mantapkan bisnisnya dulu baru kemudian kita bisa IPO. Untuk saat ini kami belum mengarah ke sana, jadi kami masih fokus pada obligasi ini dan juga penyelesaian proyek strategis," jelas dia di Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Namun, dia membuka kemungkinan bilamana perseroan mau menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

"Sebetulnya kalau untuk IPO beberapa anak usaha kita sudah bisa, tetapi untuk sekarang belum kita lakukan karena kami mau mantapkan dulu anak usaha kami, baru nanti IPO," urainya.

Dia menjelaskan, Pelindo IV harus memulai tahap awal dengan melakukan transformasi mengenai bisnis usaha sebelum go public.

Selanjutnya, perusahaan wajib memantapkan langkah dengan memikirkan prospek usaha apa yang akan ditawarkan anak usaha, serta pasar tujuannya.

"Kita ciptakan bisnis-bisnis baru untuk anak usaha kita. Jadi persepsinya saya, anak usaha bukan ngambil dari induk tapi harus mensupport induk," tegas Agung.

 

Perkembangan Proyek

Lebih lanjut, Agung juga turut membicarakan terkait perkembangan proyek empat pelabuhan baru milik Pelindo IV yang sudah di atas 50 persen. Dikatakannya, perkembangan pembangunan Makassar New Port (MNP) kini sudah mencapai 70 persen, Kendari New Port (KNP) 85 persen, Pelabuhan Bitung 82 persen, dan Pantoloan 60 persen.

Dari keempat pelabuhan tersebut, MNP dan Pelabuhan Bitung merupakan dua pelabuhan dengan kontribusi terbesar saat ini, yakni 1 juta tentu foot equivalent unit (TEUs) dan 500 ribu TEUs. Ke depannya, kontribusi seluruh pelabuhan baru itu akan meningkat.

"Jadi untuk Makassar New Port dari 1 juta TEUs nanti akan menjadi 3 juta TEUs. Kemudian Bitung, dari 500 ribu TEUs menjadi 1 juta TEUs, kemudian Patolongan dari 200 ribu TEUs menjadi 500 ribu TEUs. Sehingga untuk Kendari New Port ini murni pelabuhan baru yang akan beroperasi menggantikan yang lama, sehingga traget operasional pertama 750 ribu TEUs kontainer," tutur dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya