Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) melunasi obligasi senilai Rp 2 triliun. Obligasi tersebut memiliki tenor selama lima tahun dari periode 2013–2018 dengan pembayaran pokok obligasi dilakukan secara penuh pada saat jatuh tempo dengan tingkat suku bunga sebesar 9,25 persen per tahun dan dibayar setiap tiga bulanan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, pelunasan obligasi tersebut merupakan komitmen Garuda untuk memenuhi kewajiban perseroan terkait penerbitan surat hutang tersebut.
"Seiring dengan peningkatan kinerja perusahaan, Garuda Indonesia akan selalu memenuhi kewajiban secara tepat waktu dan memenuhi seluruh komitmennya kepada para investor," jelas Pahala seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (5/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Perolehan penawaran obligasi Rp 2 triliun yang dilakukan pada tahun 2013 yang lalu, merupakan bagian dari aksi korporasi perseroan dalam rangka program ekspansi perusahaan dan peremajaan armada.
Adapun tujuan penggunaannya terdiri dari 80 persen pembayaran uang muka pembelian pesawat dan 20Â persen digunakan sebagai modal untuk pembayaran sewa pesawat.
Sejalan dengan optimalisasi kinerja keuangan Perseroan, pada kuartal I 2018 Garuda Indonesia berhasil menekan kerugian maskapai hingga sebesar 36,5 persen menjadi USD 64,3 juta atau setara Rp 868 miliar (Kurs Rp 13.500).
Perusahaan juga berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan operasional sebesar 7,9 persen menjadi USD 983 juta atau setara Rp 13,27 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 910,7 juta.
Bakal Buka Penerbangan Jakarta-Prancis di 2019
Sebelumnya, Garuda Indonesia tengah mengkaji rencana pembukaan rute penerbangan baru ke Bandara Charles de Gaulle Paris, Prancis. Ekspansi penerbangan ini dilakukan menyusul pencabutan larangan penerbangan bagi maskapai nasional.Â
Pahala menjelaskan dalam rencana, realisasi pembukaan rute penerbangan Jakarta-Prancis akan dilakukan pada 2019.
"Jakarta-Prancis masih dalam tahap pembahasan saat ini. Tentunya tidak di 2018, tapi mungkin di 2019, (bandara) Charles de Gaulle," ungkapnya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Karena masih di tahap pembahasan awal, Pahala mengatakan, Garuda Indonesia belum menetapkan jumlah penerbangan yang bakal melayani rute tersebut.
"Belum tahu (jumlah penerbangan)," katanya.
Selain itu, manajemen maskapai Garuda pun tengah mengevaluasi rute penerbangan Jakarta-London yang dinilai kurang menguntungkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement