Pengusaha Makanan Minuman Bersiap Terapkan Revolusi Industri 4.0

Pelaksanaan revolusi industri 4.0 berupa penerapan digitalisasi pada kegiatan industri adalah keharusan bagi pengusaha.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2018, 16:33 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2018, 16:33 WIB
Ilustrasi industri 4.0
Ilustrasi industri 4.0 (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Industri makanan dan minuman sudah mulai mempersiapkan diri melaksanakan Revolusi Industri 4.0, dengan memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, jika tidak mengikuti perubahan maka Indonesia akan kalah bersaing dengan negara lain. Sebab itu menuju pelaksanaan revolusi industri 4.0 berupa penerapan digitalisasi pada kegiatan industri adalah keharusan.

"Kalau tidak ikut perubahan, kita tergilas. Kita tidak bisa membendung perubahan, internet of thinks, big data diintegrasikan otomation robotic, dengan kondisi seperti itu industri 4.0 harus dimulai kalau tidak kita tertinggal," kata Adhi, di Jakarta, Sabtu (7/7/2018).

Menurut Adhi, dengan menggunakan sistem digital membuat kegiatan industri khusunya makanan dan minuman ‎jauh lebih efisien. Pasalnya, dengan data digital dapat diketahui pasti kebutuhan konsumen, sehingga pemasaran produk semakin efisien.

"Kita kejar efisiensi tapi tantangan industri 4.0 bagaimana spesifik demand harus dipenuhi, efisiensi kecil cost rendah harus dipenuhi, tentu membutuhkan semua kombinasi, dengan big data kita tahu yang dibutuhkan seperti apa, keluar spesifik produk diperlukan volume," tutur dia kembali.

Adhi mengungkapkan, saat ini industri makanan dan minuman memang belum seluruhnya menerapkan teknologi digital pada kegiatannya. Namun pengusaha sudah memulainya. Salah satunya yang bisa diterapkan pada kegiatan logistik, penelitian dan pengembangan‎.

"Bagaimana industri menyiapkan ini kita siapkan bersama, memang industri minuman belum full tapi sudah mulai dilogisitik, R&D dan kalau kita tidak mulai digilas perubahan sendiri‎," dia menandaskan.

Pernah Tertinggal di Era Robot, RI Tak Ingin Mengulang pada Industri 4.0

Ilustrasi industri 4.0
Ilustrasi industri 4.0 (iStockPhoto)

Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk memasuki revolusi Industri 4.0. Hal ini untuk menghindari ketertinggalan revolusi industri robotik kembali terulang.

Direktur Jenderal Ketahanan Industri dan Pengembangan Akses Industri Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencangkan revolusi industri 4.0.

Hal tersebut merupakan ‎bentuk inisiatif menyikapi perkembangan bisnis saat ini yang mengarah pada era digitalisasi.

"Industri 4.0 yang 4 April dicanangkan Bapak Presiden dan Menteri Perindustrian merupakan inisiatif menyikapi perkembangan bisnis saat ini," kata Putu, di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (7/7/2018).

Putu mengungkapkan, perkembangan teknologi dan kecepatan industri tidak bisa terbentung. Sebab itu pemerintah ingin memanfaatkan kondisi tersebut agar ketertinggalan yang sempat Indonesia alami pada era robotik tidak terulang kembali pada era revolusi industri 4.0.

"Waktu itu kita memang tertinggal industri robotik, investor membutuhkan robot Indonesia tertinggal industri semi conductor kami tidak ingin tertingal revolusi industri ke 4.0," tutur dia.

Menurut Putu, untuk menjalankan revolusi industri 4.0 membutuhkan dukungan banyak pihak. Sebab itu, selain pemerintah pihak lain juga harus melakukan perubahan menuju industri berbasis digitalisasi.

"Kami menyadari untuk bangun industri butuh dukungan banyak pihak,‎ kita masih pada era teknologi informatika dan robot kita lebih masif dengan adanya internet robotic, khususnya industri manufactur," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya