Sri Mulyani: Pertama dalam Sejarah Tingkat Kemiskinan RI di Bawah 10 Persen

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku bangga dengan angka kemiskinan yang baru dirilis BPS.

oleh Liputan6.comBawono Yadika diperbarui 16 Jul 2018, 22:43 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2018, 22:43 WIB
Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan  penduduk Indonesia per Maret 2018 sebesar 9,82 persen. Angka ini terendah sejak era krisis moneter (krismon) pada 1998 silam. Adapun pada 1998, tingkat kemiskinan Indonesia mencapai 24,2 persen.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku bangga dengan angka kemiskinan yang baru dirilis BPS. Sebab angka kemiskinan sudah berada di bawah 10 persen.

"Istimewa, angka kemiskinan 9,82 persen. Ini kali pertama. Dalam sejarah," ujar dia pada perayaan the 10th anniversary Adaro di Hotel Ritz Charlton, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Dia mengisahkan bahwa Pemerintah Indonesia dari masa ke masa terus berupaya untuk menurunkan angka penduduk miskin. "Di bawah 10 persen itu remarkable, tapi kita tidak akan berhenti," kata dia.

Selain itu, Sri Mulyani juga mengaku gembira dengan angka gini ratio yang juga berada di 0,38. "Gini ratio, 0,38 sudah di bawah 0,39 di bawah 0,4," dia menandaskan.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

Jumlah Penduduk Miskin Terendah Sejak Krisis 1998

20160719- Penduduk Miskin di Jakarta
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir rel kawasan Petamburan, Jakarta, Selasa (19/7). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82 persen) pada Maret 2018. Angka tersebut berkurang 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang (10,12 persen).

Kepala BPS, Suharyanto, menyebutkan angka tersebut paling rendah sejak krisis moneter yang dialami Indonesia pada 1998 silam.

"Ini pertama kali Indonesia mendapatkan tingkat angka kemiskinan satu digit, terendah sejak 1998, meski penurunan jumlah penduduknya tidak yang paling tinggi," kata Suharyanto di kantornya, Senin 16 Juli 2018.

Meski turun, Suharyanto menegaskan bahwa tugas pemerintah masih banyak sebab jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi.

"Maret 2018 ini adalah untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin di angka 1, biasanya dua digit, ini pertama kalinya terendah. Tapi menurut saya kita masih punya banyak PR, kebijakan harus tepat sasaran. Memang persentase paling rendah tapi jumlah (penduduk miskin) masih besar."

Suharyanto mengungkapkan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,26 persen, turun menjadi 7,02 persen pada Maret 2018. Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 13,47 persen, turun menjadi 13,20 persen pada Maret 2018.

Selama periode September 2017-Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun hingga 128,2 ribu orang (dari 10,27 juta orang pada September 2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018). Sementara itu, di daerah perdesaan turun 505 ribu orang (dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada Maret 2018).

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya