Konstruksi Tol Layang Jakarta-Cikampek Selesai Maret 2019

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan sebuah proyek jalan layang bebas hambatan yang tersambung dari Cikunir sampai Karawang Barat.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Jul 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2018, 11:00 WIB
Libur Panjang, Dua Arus Tol Jakarta - Cikampek Macet
Suasana arus lalu lintas yang terlihat padat di dua arah Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Sabtu (25/3). Kemacetan arah tol Cikampek- Jakarta disebabkan imbas penyempitan jalan lantaran adanya proyek pembangunan LRT. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Pengangkatan steel box girder yang dikoordinasikan PT Jasa marga Jalan layang Cikampek (JJC) pada proyek jalan tol layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terhitung akan berlangsung sampai Desember 2018.

JJC menargetkan, proyek yang dikerjakan di median jalan Tol Jakarta-Cikampek ini secara keseluruhan akan selesai Maret 2019.

Pemimpin Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Iwan Dewantoro mengatakan, total box girder yang harus dipasang di proyek tersebut berjumlah sekitar 2.400. Saat ini, ia menambahkan, baru sekitar 380 box girder saja yang sudah terpasang.

"Dengan adanya 2020 (box girder) yang masih belum terpasang, kita targetkan Desember selesai. Untuk pengerjaannya, tidak mungkin hanya memakai 1 launcher gantry. Makanya dipakai 3 launcher gathry, dan semuanya bekerja paralel tiap hari," ujar dia di Km 18 Tol Jakarta-Cikampek, Rabu (18/7/2018).

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan sebuah proyek jalan layang bebas hambatan yang tersambung dari Cikunir sampai Karawang Barat sepanjang kurang lebih 38 km.

Pengerjaannya dilakukan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk lewat Kerja Sama Operasi (KSO) senilai Rp 13,5 triliun.

Iwan melanjutkan, pengangkatan box girder ini akan dilakukan di tiga lokasi secara bertahap. Pertama, sebutnya, yakni di ruas Bekasi Timur menuju arah Gerbang Tol (GT) Tambun. Selanjutnya, akan diteruskan ke arah Bekasi Barat menuju Bekasi Timur, dan yang terakhir dari Cikarang Utama menuju Km 39.

"Proses pengangkatan box girder ini akan dilakukan sampai Desember 2018. Dilaksanakannya secara bertahap, tidak langsung semua lokasi. Tapi untuk proyek keseluruhan, target selesai Maret 2019," ujar dia. 

Dia menambahkan, sebanyak dua lajur di masing-masing jalur tol akan ditutup selama pengangkatan box girder berlangsung pada saat window tine.

Dia pun menyarankan kepada para pengguna Tol Jakarta-Cikampek untuk memakai jalur alternatif lain seperti melalui jalan arteri ketika proyek berjalan.

"Pengguna tol bisa pakai jalan arteri. Seperti contoh, dengan adanya penutupan di kawasan Bekasi Timur, pengguna dari arah Jakarta bisa memilih keluar lewat Bekasi Barat dan masuk lagi ke tol di GT (Gerbang Tol) Cibitung. Begitu juga sebaliknya (dari arah Cikampek)," tutur Iwan.

 

Bandara Soetta Bakal Punya Jalan Tol Layang Tomang-Cengkareng

Kemacetan di Tol Bandara Soetta menuju Jakarta
Kemacetan di Tol Bandara Soetta menuju Jakarta (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) terus meningkatkan akses menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Setelah beroperasinya Kereta Bandara, AP II menggagas pembangunan jalan tol layang (eleveted).

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan usulan ini telah disampaikan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan juga PT Waskita Karya (Persero)Tbk untuk bisa diusulkan kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Jadi sekarang masih dalam kajian di Kementerian PUPR, mereka nanti yang menentukan apakah ini layak atau tidak. Jadi nanti seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dibangun eleveted dari Tomang hingga depan bandara," kata Awaluddin seperti ditulis Senin 26 Maret 2018.

Usulan ini dilakukan karena ke depan Bandara Soetta bakal terus meningkat baik dari jumlah penumpang dan juga pergerakan maskapai.

Diusulkannya eleveted karena pembangunannya lebih cepat dibandingkan harus membuka lahan baru.

"Memang lebih mahal 1 km itu sekitar Rp 300 miliar, cuma ini lebih cepat karena tidak perlu bebaskan lahan karena dibangun di atas Tol Sedyatmo," ungkapnya.

Sebenarnya saat ini juga sedang dibangun jalan tol Kunciran-Cengkareng. PT Jasamarga Kunciran Cengkareng (JKC) sebagai anak usaha dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk tengah menyelesaikan proyek tersebut.

Pembangunan proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng ditargetkan rampung pada akhir tahun 2018, dan bisa beroperasi penuh di awal 2019.

Jika sudah rampung, jalan tol sepanjang 14,19 km ini akan memudahkan pengendara untuk menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Hingga minggu akhir pada Januari 2018, kemajuan pembangunan konstruksi proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng ini mencapai angka 7,81 persen. Sedangkan dari aspek pengadaan lahan, proyek ini sudah membebaskan 32,5 persen dari seluruh lahan yang dibutuhkan.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya