Liputan6.com, Jakarta - Operasi pasar telur ayam murah yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) langsung diserbu masyarakat.
Di lokasi ini, Kementan menggelontorkan sekitar 2 ton telur dengan harga Rp 19.500 per kg. Esti (49) menuturkan, masyarakat yang turut membeli telur di TTIC mengungkapkan, harga Rp 19.500 per kg yang dibanderol dalam operasi pasar ini sangat murah. Sebab, sejak seminggu terakhir harga telur yang dijual di pasar mencapai Rp 30 ribu per kg.
"Ini sudah murah banget. Terakhir katanya sudah sampai Rp 30 ribu," ujar dia di TTIC, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengungkapkan, terakhir dia membeli telur sudah berada di kisaran Rp 26 ribu, yaitu sejak 2-3 minggu lalu. Lantaran harganya terus naik, Esti mengaku tidak lagi membeli telur.
"Telur buat masak saja di rumah. Tapi pas tahu harganya makin naik, saya enggak mau beli. Pas Rp 30 ribu, saya tidak mau belanja (telur)," ujar dia.
Sementara itu, pembeli lain, Laksito (42), mengungkapkan bahwa saat harga telur naik, dia lebih memilih membeli bahan pangan lain sebagai pengganti telur.
"Kalau harganya Rp 30 ribu, mending saya beli daging, di sini harganya cuma Rp 70 ribu-75 ribu per kg. Atau ayam Rp 32 ribu per kg," ungkap dia.
Dengan operasi pasar ini, Laksito berharap harga telur ayam di pasaran bisa segera turun. "Ya mudah-mudahan turun dan enggak naik-naik lagi. Kalau naik, kasihan masyarakat kecil yang sanggupnya cuma beli telur, enggak mampu beli daging," kata dia.
Produsen Jamin Harga Telur Ayam Bakal Turun dalam Waktu Dekat
Sebelumnya, produsen memperkirakan harga telur ayam akan turun dalam waktu dekat. Saat ini harga telur ayam di tingkat peternak berada di kisaran Rp 21 ribu-22 ribu per kilogram (kg).
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional, Feri, mengungkapkan, produksi telur secara nasional mencapai 6.800 ton per hari. Namun saat ini tengah turun sekitar 20 persen.
"Sekarang turun 20 persen. Sebanyak 5 sampai 10 persen karena penyakit, selebihnya karena afkir yang normal jelang Lebaran. Itu kita potong karena karakteristik ayam petelur yang dagingnya keras dan dicari untuk opor, pasti carinya ayam petelur atau ayam kampung. Jadi setiap tahun jelang Lebaran pasti kita afkir," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin 16 Juli 2018.
Dia mengungkapkan, saat Lebaran, biasanya harga telur di tingkat produsen bisa mencapai Rp 25 ribu per kg. Dengan begitu, sampai ke tangan konsumen bisa menembus angka Rp 30 ribu per kg.
"Itu tergantung kondisi, tapi biasanya tiap jelang Lebaran itu siklusnya. Sekitar Rp 25 ribu. Itu di on farm. Di konsumen Rp 30 ribuan," kata dia.
Namun demikian, sebenarnya saat ini harga telur di tingkat produsen sudah relatif turun. Namun, penurunan harga di tingkat pedagang masih dinilai masih membutuhkan waktu.
"Sudah turun. Harga farm dan harga eceran itu beda. Kita bicara harga farm. Kalau farm sudah turun, tapi kalau ecer pasti turunnya butuh waktu bertahap. (Di peternak) Rp 21 ribu-23 ribu," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement