Perluas Perawatan Pesawat, Anak Usaha Merpati Gandeng GMF

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) gandeng PT Merpati Maintenance Facility (MMF) untuk kembangkan industri pesawat dalam negeri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Jul 2018, 16:40 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2018, 16:40 WIB
(Foto: Liputan6.com/Ilyas I)
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk menandatangani amandemen perjanjian kerja sama operasi dengan PT Merpati Maintenance Facility (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) menandatangani amandemen perjanjian kerja sama operasi dengan PT Merpati Maintenance Facility (MMF) pada Jumat (20/7/2018). 

Amandemen perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) GMF –MMF ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto dan Direktur Utama MMF, Suharto dan disaksikan oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro di Gedung Kementerian BUMN pada Jumat pekan ini.

Aloysius mengatakan, KSO ini merupakan salah satu bentuk sinergi BUMN dalam mengembangkan industri perawatan pesawat dalam negeri. 

"Dua anak usaha BUMN ini memiliki potensi bisnis yang tinggi dengan kemampuannya masing-masing. Dengan bekerja sama tentu industri MRO dalam negeri akan menjadi lebih optimal baik dari segi pengembangan kapasitas dan kapabilitas maupun daya serap pasarnya,” kata Aloysius di Kementerian BUMN, Jumat pekan ini.

Penandatangan amandemen KSO ini bertujuan untuk menambah cakupan lingkup kerja sama antara dua anak usaha BUMN ini.

Semula, KSO GMF–MMF hanya untuk perawatan pesawat jenis General Aviation, namun dengan amandemen perjanjian KSO cakupan perawatan pesawat ditambahkan jenis General Aviation, Non-General Aviation dan juga Private Jet & Defense.  

 

 

Dapat Respons Positif Pasar

Garuda Maintenance Facility.
Garuda Maintenance Facility. (Foto: GMF)

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Iwan Joeniarto mengatakan, KSO yang sudah berjalan selama kurang lebih satu tahun ini menunjukkan respons positif dari pasar. Dia menuturkan, kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan berdampak pada kebutuhan transportasi udara yang cukup tinggi. 

"Peredaran pesawat jenis general aviation jumlahnya sangat besar di Indonesia, tapi untuk perawatannya masih belum digarap dengan maksimal sehingga bisnisnya diambil oleh pihak luar. GMF dan MMF melihat hal ini sebagai peluang untuk dapat membawa keuntungan bagi kedua belah pihak," ujar Iwan.

Sedangkan Suharto mengatakan, pihaknya menyambut baik amandemen penambahan lingkup kerja sama ini. “Ketika awal kerja sama ini dibentuk, kami memiliki gambaran untuk mengembangkan KSO ini secara serius, oleh karena itu kami menambahkan jenis pesawat yang dapat dikerjakan di KSO ini,” ujar dia. 

Ia menuturkan, ke depan KSO antara MRO pelat merah ini akan mengutilisasi fasilitas Hangar milik MMF di Kawasan Indonesia Timur. KSO antara GMF – MMF ini bermula pada November 2016. GMF memberikan kontribusi dalam hal penambahan tools & equipment, system dan infrastruktur IT sebagai penunjang serta pemberian certified training terhadap personil yang akan didedikasikan untuk KSO ini.

Sedangkan MMF memberikan sarana dan prasarana seperti Hangar di Surabaya dan Biak, ruang kantor dan ruang penyimpanan material, memfasilitasi certificate of approval (AMO) dari DKUPPU, serta beberapa tools & equipment.  

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya