Harga Daging Sapi Stabil, Ayam Potong Masih Tinggi

Penjual ayam potong masih kesulitan mendapat omzet karena bingung antara menaikkan harga atau kehilangan pelanggan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Jul 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2018, 19:30 WIB
daging ayam
(sumber: Liputan6.com/Bawono)

Liputan6.com, Jakarta - Walau pemerintah sudah melakukan operasi pasar terkait harga telur, sayangnya harga-harga daging masih belum terbantu, terutama ayam potong. 

Salah satu pedagang ayam potong Sutini (46) mengaku harus menombok agar harga ayam potong tidak terlalu tinggi saat sampai ke tangan pelanggan. Hal ini membuatnya kesulitan mendapatkan laba selain untuk makan saja. 

"Ini satu ayam utuh kecil Rp 28 ribu, padahal ukuran paling kecil. Biasanya Rp 21 - 22 ribu. Ini juga kita gak jual sampai Rp 28 ribu ke pelanggan. Mereka mana mau. Paling Rp 25 ribu. Kan rugi," jelasnya. 

Sutini mengaku hanya mengikuti proses pasar. Sebab, ia hanya sebagai pihak yang ketiga setelah peternak, lalu sampai ke tangan 'bos' yang menaruh ayam di kandang, barulah kemudian sampai ke tangannya untuk para pembeli.

"Maunya turun, gak bisa terus-terusan begini," ucap Sutini yang menjelaskan bahwa para pembeli masih enggan membeli di atas Rp 30 ribu.

Sementara itu, menurut Slamet (72), harga bagian seperti dada dan paha masih tidak berbeda dari minggu sebelumnya, yakni masih Rp 55 ribu per kg dan Rp 40 ribu per kg.

"Harga cenderung sama," ucapnya. 

Daging Sapi Stabil Jelang Idul Adha

(Foto: Liputan6.com/Maulandy R)
Pantauan pasar harga daging sapi di pasar tradisional (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Beralih ke daging sapi, menurut Pakde (58) daging sapi sudah stabil dan terus bertahan di harga Rp 120 ribu per kg. Sementara, daging sop Rp 80 ribu per kg, sementara daging iga yang kualitasnya bagus bisa mencapai Rp 80 ribu.

Hanya saja, Pakde berharap daging bulog segera turun. Ia menyebut penurunan harga akan mempermudah penjualannya. 

"Pemerintah dari segi bulog dinaikkin. Jadinya mahal. Kita jual tetap marah. Dari sananya sudah mahal," ujar Pakde seraya menyampaikan komplain mengenai proses dari penyalur dan distributor. 

Untuk harga menjelang Idul Adha, Pakde mengatakan harga akan tetap stabil, walaupun ia menyebut kemungkinan harga turun setelah qurban. Pasalnya, sekarang para penjual sapi lebih memilih menjual untuk qurban karena harganya lebih tinggi.

"Setelah qurban, baru turun, karena mereka lebih memilih menjual sapi untuk qurban. Kita beli daging bulog, tapi ikut naik," jelasnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya