Harga Emas Melemah Sambut Akhir Pekan

Harga emas tertekan sambut akhir pekan didorong sejumlah katalis mulai dari data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan dolar AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jul 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2018, 07:00 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas tertekan sambut akhir pekan didorong sejumlah katalis mulai dari data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan dolar AS.

Harga emas untuk pengiriman Agustus melemah USD 2,7 atau 0,2 persen ke posisi USD 1.223 per ounce. Harga emas itu meninggalkan posisi terendah untuk harga emas dengan kontrak teraktif sejak Juli 2017. Harga emas untuk pengiriman Desember yang menjadi kontrak teraktif turun USD 2,6 atau 0,2 persen menjadi USD 1.232,70 per ounce.

Pada pekan ini, harga emas untuk pengiriman Agustus turun 0,7 persen. Sedangkan kontrak Desember membukukan penurunan 0,6 persen. Demikian mengutip laman Marketwatch, Sabtu (28/7/2018).

Harga perak tergelincir 0,2 persen ke posisi USD 15.493 per ounce. Berdasarkan data grup WSJ Market, harga komoditas telah turun selama tujuh minggu berturut-turut. Adapun penguatan dolar AS sering disebut penyebab utama mendorong harga emas tertekan.

Dolar AS menguat memuat pembelian komoditas menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya. Indeks dolar AS pun naik 0,2 persen pada pekan ini.

Harga emas turun seiring pertanyaan dengan kemampuannya untuk bertahan sebagai aset haven di tengah kekhawatiran perang dagang antara AS dan mitranya di seluruh dunia.

 

Kebijakan The Fed dan Data Ekonomi AS Bayangi Harga Emas

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Selain itu, bank sentral AS yang telah menormalkan kebijakan motornya juga menekan harga emas. Bank sentral AS atau the Federal Reserve telah angkat suku bunga acuan yang dapat mengekang daya tarik emas karena emas tidak menawarkan imbal hasil.

Imbal hasil suku bunga obligasi AS bertenor 10 tahun naik tiga persen. The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dua kali lagi pada 2018.

Di sisi lain, pasar kurang bereaksi terhadap rilis produk domestik bruto (PDB). Belanja konsumen dan pengeluaran pemerintah mendorong ekonomi AS menjadi 4,1 persen pada kuartal II 2018. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah dari perkiraan ekonom di kisaran 4,2 persen.

"Dolar AS tergelincir usai rilis data PDB tetapi bertahan di dekat level tertinggi dalam satu minggu," kata Adrian Ash, Direktur BullionVault.

Untuk harga komoditas lainnya, harga palladium melemah 1,6 persen menjadi USD 918,50 per ounce. Harga platinum susut 0,5 persen ke posisi USD 831,70 per ounce dan harga tembaga susut 0,6 persen menjadi USD 2.802 per pound.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya