Terbesar di RI, Blok Rokan Harus Dicaplok Pertamina

Pemerintah diminta memberikan pengelolaan Blok Rokan, Riau, kepada Pertamina.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Jul 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2018, 11:00 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Inas Nasrullah Zubir, meminta pemerintah memberikan pengelolaan Blok Rokan, Riau, kepada PT Pertamina (Persero). Hal tersebut dinilai menjadi salah satu batu loncatan menuju Indonesia yang berdaulat di bidang energi.

Menurut dia, dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, Pertamina diniai mampu mengelola Blok Rokan. Blok migas terbesar di Indonesia tersebut selama ini dikelola oleh Chevron dan akan habis masa kontraknya pada 2021.

“Kita mengharapkan pemerintah memberikan blok tersebut kepada Pertamina dengan membatalkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 23/2018,” ujar dia di Jakarta, Senin (30/7/2018).

Inas menjelaskan dampak positif jika blok tersebut diberikan ke Pertamina, yaitu akan menambah aset perusahaan pelat merah ini. Dengan begitu, Pertamina yang memiliki tugas PSO dalam penjualan BBM menjadi lebih kuat karena punya sumber minyak di Tanah Air.

“Memenuhi ketentuan pasal 33 UUD 45, di mana selama ini terlanggar karena diberikan kepada asing,” kata dia.

Selain itu, kata Inas, dengan memberikan kesempatan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina, ini akan memenuhi program Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menuju kedaulatan energi.

“Ini akan menjadi tonggak dimulainya kedaulatan energi,” tandas dia.

Pertamina dan Chevron Bersaing Dapatkan Hak Kelola Blok Rokan

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Pertamina dan Chevron Pacific Indonesia akan saling bersaing untuk mengelola Blok Rokan, Riau. Saat ini blok tersebut dikelola oleh Chevron, tapi masa kontraknya akan berakhir pada 2021.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, pihaknya tengah mengevaluasi masa kontrak blok-blok migas yang akan habis masa kontraknya, salah satunya Blok Rokan.

"Kita sudah selesaikan blok-blok terminasi untuk 2018 ada delapan blok, 2019 selesai, 2020 baru saja selesai. Ini kita masih dalam tahap menyelesaikan 2021, termasuk Rokan, akhir Juli maksimal awal Agustus. Setelah itu 2022 Agustus-September selesai," ujar dia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Menurut dia, Pertamina telah menyampaikan proposal finalnya untuk bisa mengelola blok tersebut kepada Kementerian ESDM. "Pertamina sudah komplet, kemarin malam, lengkap. Firm Working Commitment, bonus signature, sudah semua. (Rencana investasi Pertamina?) Baik semua pokoknya, baik pokoknya," kata dia.

Namun demikian, pemerintah akan melihat proposal yang masuk, baik dari Pertamina maupun Chevron. Arcandra menyatakan banyak hal yang akan menjadi pertimbangan Kementerian ESDM dalam menilai kedua proposal tersebut.

"Kita melihat untuk Rokan yang di-compare banyak. Tentu secara komersial berapa development, komitmen kerja pasti, bonus signature, yang selama ini, metode sekarang ke depan dia bisa produksi berapa, lalu di-MPV-kan, dari situ dihitung berapa bonus signaturenya," ungkap dia.

Arcandra mengungkapkan, penilaian terhadap masing-masing proposal saat ini tengah dilakukan. Dia menargetkan pada awal bulan depan penilaian tersebut sudah selesai.‎

"Kita lagi berusaha agar selesai. Hari ini sampai minggu depan kita maraton untuk evaluasi. Kita coba yang terbaik. Targetnya awal Agustus selesai. ‎Ini sedang dievaluasi. Yang mengevaluasi kan ESDM. Itu informasi agar semua pihak dihormati. Tunggulah sabar," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya