Wall Street Tertekan Aksi Jual Saham Teknologi

Aksi jual saham teknologi menyeret Wall Street ke zona merah pada Senin (Selasa pagi WIB).

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 31 Jul 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Aksi jual saham teknologi telah menekan tiga indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan Nasdaq membukukan kerugian berturut-turut sebesar lebih dari 1 persen. Ini merupakan pertama kalinya dalam tiga tahun setelah mencetak rekor tertinggi pada beberapa hari lalu.

Dilansir dari Reuters, Selasa (31/7/2018), indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 144,23 poin atau 0,57 persen menjadi 25.306,83, S&P 500 kehilangan 16,22 poin atau 0,58 persen menjadi 2.802,6 dan Nasdaq Composite turun 107,42 poin, atau 1,39 persen, menjadi 7.630.

Dari 11 sektor utama S&P 500, tujuh sektor ditutup di wilayah negatif. Indeks teknologi turun 1,8 persen karena investor beralih ke sektor lain untuk mengambil keuntungan menghadapi pemilihan paruh waktu pada bulan November.

Saham Facebook Inc (FB.O) dan Netflix Inc (NFLX.O) turun 2,2 persen dan 5,7 persen, yang membuat saham perusahaan teknologinya ikut terseret ke zona merah.

Saham-saham teknologi terus mengalami penurunan sejak minggu lalu setelah Facebook turun 19 persen merespons rilis laporan keuangan yang lebih rendah dari ekspektasi. Anjloknya saham Facebook membuat sektor teknologi ikut turun 1,15 persen pada pekan lalu.

Nasdaq yang kaya saham teknologi juga turun ke level terendah dalam 52 minggu. Pada hari Senin, 102 saham yang terdaftar di Nasdaq jatuh ke harga terendah dalam setahun, sedangkan lebih dari 65 saham yang mencapai tertinggi baru.

Kontrol dari Dewan Perwakilan dan Senat AS dipertaruhkan dalam pemilihan paruh waktu bulan November. Dengan musim pelaporan kuartal kedua yang sekarang  telah melewati titik tengahnya, analis memperkirakan pendapatan S&P telah meningkat 22,6 persen, naik dari 20,7 persen yang terlihat pada 1 Juli. Dari 270 perusahaan yang telah membukukan hasil, 82,6 persen telah mengalahkan konsensus perkiraan.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya