Ini Deretan Infrastruktur yang Dibangun di Era Jokowi

Deretan proyek infrastruktur sudah dibangun di era Presiden Jokowi. Apa saja ya?

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Agu 2018, 09:51 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2018, 09:51 WIB
Jalan Tol Solo-Ngawi, Segmen Kartasura-Sragen (Dok Foto: PT Jasamarga Solo Ngawi)
Jalan Tol Solo-Ngawi, Segmen Kartasura-Sragen (Dok Foto: PT Jasamarga Solo Ngawi)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing nasional dan pemerataan hasil pembangunan, sekaligus mengurangi disparitas antar wilayah. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, terdapat lima kategori infrastruktur , yakni energi, transportasi, sumber daya air, komunikasi, dan permukiman.

"Dari lima kategori infrastruktur itu, tiga di antaranya berada dalam lingkup tanggung jawab Kementerian PUPR, yakni transportasi berupa jalan dan jembatan, sumber daya air seperti bendungan, irigasi, air minum, sanitasi, dan yang ketiga, permukiman," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (3/8/2018).

Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan yang menjadi kewenanganan Kementerian PUPR dilakukan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan konektivitas dan membuka daerah terisolir. Pembangunan jalan di daerah yang sudah berkembang, pembiayaannya didorong melalui kerja sama dengan badan usaha (KPBU) melalui investasi jalan tol.

Dengan demikian, anggaran pemerintah melalui APBN dapat difokuskan pada pemeliharaan kemantapan kondisi jalan nasional dan pembangunan jalan pada daerah belum berkembang, seperti kawasan perbatasan dan Kawasan Timur Indonesia.

"Menurut saya infrastruktur membuat orang desa tetap di desa. Misalnya dengan adanya tol Salatiga-Semarang, orang Salatiga tidak perlu lagi kos di Semarang, karena bisa pulang pergi, hanya perlu 20 menit," jelas Menteri Basuki.

Menurutnya, kelancaran mobilitas dengan semakin baiknya infrastruktur jalan juga mengurangi biaya logistik sehingga meningkatkan daya saing produk Indonesia. Selain disparitas, tantangan lain yang harus diatasi melalui pembangunan infrastruktur adalah rendahnya daya saing nasional akibat lemahnya konektivitas antar wilayah, pemanfaatan sumber daya belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan dan energi, serta urbanisasi yang masih tinggi.

 

Konektivitas

Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)

Terkait konektivitas, Kementerian PUPR setiap tahunnya melakukan pemeliharaan rutin dan rehabilitasi jalan nasional sepanjang 40 ribu kilometer. Seperti pembangunan jalan baru 2015-2017 sepanjang 2.621 km, yang terus bertambah pada 2018 sepanjang 811 km dan 2019 sepanjang 556 km. Jumlah ini melampaui target Renstra Kementerian PUPR 2015-2019 sepanjang 2.650 Km.

Pembangunan Jalan tol 2015-Juli 2018, tambahan panjang tol yang telah dioperasikan adalah 443 km, dengan rincian pada akhir 2015 sepanjang 132 km, 2016  sepanjang 44 km, 2017 sepanjang 156 km, dan hingga 15 Juli 2018 telah mencapai 110 km.

 

Bendungan

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (30/7/2018). (Dok Kementerian PUPR)
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (30/7/2018). (Dok Kementerian PUPR)

Di sektor infrastruktur sumber daya air, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri 49 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan pada tahun 2015-2019. Pada 2019, ditargetkan 29 bendungan akan selesai dengan kapasitas tampung 2,16 miliar m3 dan akan menambah luas irigasi yang mendapat air dari bendungan (irigasi premium) dari 10,7 persen menjadi 14,28 persen dari luas jaringan irigasi Indonesia seluas 7,1 juta hektare.

 

Program Satu Juta Rumah

Rumah Bersubsidi.
Capaian program Satu Juta Rumah selama tiga tahun (2015-2017), telah tercapai 2,49 juta unit.

Terkait Program Satu Juta Rumah, pembangunan rumah oleh Pemerintah Pusat dan Daerah, para pengembang perumahan, dana sosial perusahaan pada periode 2015-2017 sebanyak 2.469.538 unit dengan rincian tahun 2015 sebanyak 699.769 unit, tahun 2016  sebanyak 867.950 unit, tahun 2017 sebanyak 902.000 unit. Tahun 2018 ditargetkan bisa dibangun 1 juta unit baru.

Infrastruktur dasar seperti air minum, sanitasi dan penataan kawasan kumuh, Kementerian PUPR bersama stakeholeder lainnya berupaya mencapai target 100-0-100, yakni 100 persen akses aman air minum, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen sanitasi layak pada 2019.

Untuk pemenuhan kebutuhan air minum, perkiraan capaian dari tahun 2015-2018 sebesar 20.438 liter per detik dari target hingga 2019 sebesar 34.319 liter per detik dan penanganan kawasan kumuh 13.556 hektare dari target 38.431 hektare.Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur sanitasi dan persampahan telah bisa melayani tambahan 9.616.334 Kepala Keluarga (KK) dari target hingga 2019 sebesar 12.163.334 KK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya