Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghemat cadangan devisa (cadev) negara ialah dengan substitusi dari bahan baku impor atau meningkatkan industri bahan baku dari dalam negeri.
Menurut Airlangga, hingga saat ini, industri dalam negeri masih menggunakan bahan baku yang berorientasi impor. Oleh karena itu, ia menyarankan substitusi sebagai upaya menghemat cadev serta defisit dari neraca perdagangan.
"Substitusi impor, substitusi impor kan yang selama ini bahan baku di impor ya dibuat industri di dalam negeri," tuturnya di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (05/8/2018).
Advertisement
Baca Juga
Airlangga juga menambahkan, cara lain yang dapat dilakukan untuk menghemat cadev dan mendorong surplus neraca perdagangan melalui pemanfaatan kelapa sawit yakni dengan mengimplementasikan biodiesel sebesar 20 persen.
“Dengan biodoesel 20 persen maka akan menghemat devisa sepanjang tahun USD 5,9 miliar karena itu yang besar,” ujarnya.
"Kedua, sektor jasa kita salah satunya Kementerian Perindustrian mendorong maintenance repair overhaul untuk industri pesawat," tambah dia.
Terakhir, Airlangga berpendapat cadangan devisadapat dihemat melalui konten lokal atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Ketiga, kita lihat lokal konten atau TKDN. Kalau TKDN digenjot itu bisa meningkatkan penghematan sampai dengan USD 2 miliar," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cadangan Devisa RI Tergerus USD 3,1 Miliar
Bank Indonesia (BI) merilis posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2018 sebesar USD 119,8 miliar, atau turun USD 3,1 miliar dari Mei 2018 sebesar USD 122,9 miliar.
Penurunan cadangan devisa pada Juni 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
BACA JUGA
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, meskipun lebih rendah dibandingkan posisi Mei, cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor serta cukup untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," ujar Agusman melalui siaran pers, Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Cadangan devisa tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," terangnya.
Advertisement