Pelayanan Penerbangan di Bali dan NTB Harus Lebih Maksimal

Pelayanan penumpang di bandara harus juga memperhatikan aspek kenyamanan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Agu 2018, 10:20 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 10:20 WIB
[Bintang] Pesawat Terbang
Ilustrasi pesawat terbang. (travelandleisure.com)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat NTB dan sektarnya pasca terjadinya gempa pada Minggu (5/8/2018).

Pelaksana tugas (PLT) Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan M Pramintohadi Sukarno meminta para stakeholder penerbangan di daerah tersebut dan daerah lain yang terhubung untuk tetap memaksimalkan pelayanan kepada penumpang. Pelayanan penumpang di bandara harus juga memperhatikan aspek kenyamanan.

"Usai gempa kemarin, sudah kita pastikan sektor penerbangan tetap bisa beroperasi dengan normal. Namun demikian, gempa tersebut juga mempunyai efek psikologis bagi orang-orang yang kebetulan berada di situ, termasuk penumpang dan pekerja sektor penerbangan. Untuk itu kami minta pelayanan penerbangan harus tetap dilaksanakan semaksimal mungkin dengan mengacu pada aturan tentang keselamatan dan keamanan penerbangan," ujar Pramintohadi kepada wartawan, Selasa (7/8/2018).

Kepada pengelola bandara, Praminto meminta untuk sesegera mungkin membersihkan dan memperbaiki bangunan dan sarana yang terdampak sehingga tidak berpotensi mengganggu kenyamanan dan pelayanan kepada penumpang.

"Saya harapkan juga disediakan ruangan yang representatif di bandara untuk menampung para penumpang yang kemungkinan bergegas untuk pergi meninggalkan daerah tersebut. Juga penambahan personil bandara untuk melayani penumpang tersebut," ujarnya.

Permintaan Praminto ini tidak hanya ditujukan kepada pengelola bandara di daerah NTB dan Bali saja. Namun juga pengelola bandara di daerah lain yang terhubung karena sifat penerbangan yang resiprokal. Misalnya, pengelola bandara di NTT yang mempunyai koneksi penerbangan ke NTB, pasti akan terdampak juga.

 

Apresiasi Angkasa Pura 1

Operasional Bandara Lombok Praya Kembali Normal
Wisatawan menunggu jadwal keberangkatan pesawat di Bandara Lombok Praya, pulau Lombok, Senin (6/8). Kegiatan operasional Bandara Lombok Praya saat ini sudah kembali normal setelah gempa sebesar 7 SR yang menewaskan 89 orang tersebut. (AFP/Adek BERRY)

Praminto juga memberikan apresiasi kepada PT Angkasa Pura 1 yang secara cepat dan sigap telah memperbaiki beberapa kerusakan kecil yang terjadi di terminal Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Internasional Lombok sehingga tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan penumpang.

Sedangkan kepada para maskapai penerbangan, Praminto meminta untuk selalu berkomunikasi dengan penumpang dan memberitahukan perkembangan operasional penerbangan terbaru dari dan ke daerah tersebut.

"Ada kemungkinan banyak penumpang yang membatalkan atau mengubah jadwal penerbangannya dari dan ke daerah tersebut. Untuk itu kami minta maskapai melayaninya dengan baik dan tidak menarik biaya-biaya yang tidak sesuai dengan aturan yang ada. Maskapai harap melakukan penanganan pelayanan semaksimal mungkin kepada para penumpang dan tidak merugikan kedua belah pihak," lanjut Praminto.

Untuk mengkoordinir dan mengawasi penanganan penerbangan paska gempa itu, Praminto meminta masing-masing Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara setempat untuk melakukan pengawasan dan koordinasi di wilayahnya. Para inspektur penerbangan dan bandara harus disebar untuk melakukan pengawasan dan koordinasi serta melakukan bantuan-bantuan lain yang diperlukan.

“Kita harus saling bahu-membahu dan tolong-menolong dengan ikhlas demi meringankan beban siapa saja yang terdampak, terutama di sektor penerbangan. Semoga kerja kita ini terlaksana dengan baik dan mendapat ridho dari Allah SWT," pungkas Pramintohadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya