Revitalisasi Infrastruktur Lombok, Kementerian PUPR Tunggu Komando BNPB

Kebijakan perbaikan infrastruktur dan perumahan warga ini nantinya berdasarkan arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

oleh Bawono Yadika diperbarui 07 Agu 2018, 18:33 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 18:33 WIB
Bangunan Rusak Gempa Lombok
Bangunan rusak di Universitas Mataram akibat diguncang gempa 7 SR, Minggu (6/8/2018). (Ahmad Nipari Darwis)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan merevitalisasi infrastruktur termasuk perumahan warga yang rusak karena hantaman gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi AH mengatakan, Kementerian PUPR akan mengecek lebih lanjut pasca kerusakan infrastruktur dan  rumah warga Lombok.

"Gempa saya belum dapat datanya, apakah yang kita bangun rusak, sedang dicek sama teman-teman. Tapi itu kan force major ya, force major kita tentu akan melakukan revitalisasi perbaikanlah," tuturnya di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (07/8/2018).

Kebijakan perbaikan infrastruktur dan perumahan warga ini nantinya berdasarkan arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Kami kebijakannya nanti secara nasional di bawah komando BNPB, kami nanti melihat, kami akan melakukan apa. Uangnya dari BNPB, kami yang membangun," ujarnya.

Meski begitu, Khalawi berujar bahwa tetap akan dibangun rumah korban gempa seperti program biasanya dari Kementerian PUPR. Namun untuk bencana gempa ini (force major), ia menilai hal ini berbeda mengingat perlu dikomunikasikan kembali dengan BNPB.

"Ini kan memang sudah setiap tahun programnya, tapi untuk bencana ini kan memang beda, force major ini nanti urusannya dengan BNPB bagaimana kedepanya," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PLN Terus Berupaya Pulihkan Pasokan Listrik Lombok

Gempa Bumi
Masjid di di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara hancur setelah diguncang gempa Lombok. ( Twitter Sutopo, @Sutopo_PN)

PT PLN (persero) terus memulihkan kelistrikan paska gempa bumi 7,0 skala Richter (SR) yang melanda Lombok dan sekitarnya. PLN ‎saat ini fokus  memperbaiki jaringan distribusi 20 kV‎.

Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, Djoko R. Abumanan mengatakan, tim PLN telah mengecek tower transmisi dan gardu induk, semuanya telah beroperasi normal dan aman. ‎

Agar beberapa pembangkit listrik  kembali beroperasi normal, PLN terus memperbaiki jaringan yang rusak. Sebanyak 53 penyulang 20 kV pada sistem kelistrikan dalam kondisi aman dan normal, sementara lima penyulang lainnya masih padam sebagian. 

Sekitar 40 ribu pelanggan di Senggigi dan Tanjung masih mengalami padam listrik dengan perkiraan beban kurang lebih 10 Mega Watt (MW).

"Kami terus berupaya memperbaiki jaringan listrik yang mengalami kerusakan agar listrik dapat kembali normal sehingga aktivitas penanggulangan paska bencana dapat  berjalan lancar, terlebih lagi pada fasilitas pelayanan umum di wilayah yang terdampak,” kata Djoko, di Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Djoko mengungkapkan, di kota Tanjung yang merupakan lokasi terparah terdampak gempa bumi Lombok, PLN telah mengalirkan listrik, setelah mencek pada rumah sakit dan kantor pemerintahan.

"Kami memastikan pula enam kantor rayon PLN Area Mataram aktif beroperasi, kecuali kondisi di Rayon Tanjung yang memang paling parah terkena dampak gempa," tutur Djoko.

Kondisi beban puncak listrik saat ini turun dibanding sebelum gempa karena kegiatan usaha, seperti mal, hotel, toko dan perkantoran berhenti sementara atau tutup. Beban puncak siang ini sebesar 113 MW dibandingkan rata-rata kondisi normal beban pada siang hari, yakni 155 MW. 

"Untuk daya mampu pembangkit di sistem kelistrikan Lombok sebesar 172 MW dan diupayakan terus bertambah dengan persiapan sinkronisasi PLTU Jeranjang unit 3 kapasitas 25 MW untuk beroperasi," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya