Wawancara Khusus Bos Angkasa Pura I: Ambisi Bawa Bandara RI Berkelas Dunia

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi membeberkan perkembangan bandara yang dikelola dan rencana ke depan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Agu 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2018, 08:00 WIB
(Foto:Liputan6.com)
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (Foto:Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero), salah satu operator bandara di Indonesia terus mengembangkan 13 bandara yang dikelolanya. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kepadatan pengguna jasa penerbangan.

Selain itu, PT Angkasa Pura I  juga ‎akan mengelola bandara lima bandara milik Kementerian Perhubungan.

Dengan meningkatnya jumlah lalu lintas udara di Indonesia berpengaruh pada pendapatan perseroan  pada 2018. Pendapatan ditargetkan meningkat 16 persen dari 2017.

Tak hanya itu, PT Angkasa Pura I pun bersiap hadapi pertemuan internasional IMF-World Bank di Bali.

Lalu apa saja pengembangan yang sedang digarap PT Angkasa Pura I? Apa saja persiapan yang dilakukan PT Angkasa Pura I untuk hadapi pertemuan internasional IMF-World Bank?

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi berkenan memaparkan pengembangan bandara yang dilakukan perseroan. Simak wawancara beliau bersama Liputan6.com, berikut:

Apa strategi PT  Angkasa Pura I terkait pengelolaan dan pengembangan bandara ke depan?

Sekarang ini Angkasa Pura I mengelola 13 bandara, terutama di bagian tengah dan timur Indonesia, jadi yang menjadi persoalan saat ini adalah terkait masalah over capacity.

Ini karena dari 13 bandara yang kami kelola ‎sembilan mengalami over capacity jumlah penumpung melebihi kapasitas sehingga dalam rangka mendorong pertumbuhan traffic kami akan mendorong kapasitas bandara yang dikelola.

Saya kira ini menjadi sangat penting karena perkembangan bandara membawa dampak langsung dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Saya kira strategi mengembangkan bandara menjadi salah satu kontribusi kami mendorong perekonomian Indonesia.

Apalagi pemerintah sangat konsen bagaimana kita membangun konektivitas, menurunkan biaya logistik. Saya kira ini jadi salah satu tugas akan meningkatkan kapasitas lebih signifikan lagi.

Di samping itu juga 13 bandara yang dikelol‎a juga akan mengoperasikan bandara yang dikelola UPT. Jadi ada 5 bandara di wilayah timur yang nantinya kami kelola juga, jadi selain mengembangkan bandara yang ada juga mengembangkan bandara di wilayah timur.

Apakah ada rencana panambahan fasilitas bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I, seperti pengadaan kereta bandara?

Sekarang ini PT Angkasa Pura I tahun ini berusia ‎54 tahun jadi tag line-nya yang kami ambil bangga melayani bangsa.

Jadi kami ingin di bandara yang dikelola ini lebih ditingkatkan lagi pelayanannya. Jadi kami ingin bandara yang dikelola Angkasa Pura I menjadi bandara yang lebih melayani.

Sehingga untuk mendorong keinginan kami tersebut harus meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan stakeholder yang ada dan menambah fasilitas pendukung yang bisa meningkatkan kinerja layanan kami.

Salah satu yang kita lakukan meningkatkan koordinasi dengan seluruh stakeholder termasuk dengan KAI. Memang yang di lakukan di Solo kami juga akan mengembangkan bandara kami konektivitas dengan angkutan kereta api.

Kemudian di Kulonprogo kami kembangkan jalur kereta api terhubung dengan bandara kami. Jadi itu salah satu upaya yang kita lakukan untuk melakukan kerja sama dengan intermoda transportasi lain itu bagian strategi kami.

Di samping itu untuk bisa ‎lebih mengefektifkan hubungan kerja sama dengan stakeholder kami juga mengembangkan Airport Operating Control Center (AOCC).

Di mana kami menginterasikan seluruh stakeholder yang ada di bandara itu menjadi satu sistem teknologi yang dikembangkan.

Ini sangat positif dampaknya koordinasi kami di bandara bisa dilakukan dengan baik, sehingga terkait dengan ontime performance bisa dipertahankan jadi lebih baik.

Kalaupun terjadi delay kami bisa kurangi delay-nya. Ini yang sudah diluncurkan kemarin di Balikpapan.

Kami targetkan tahun ini seluruh bandara kita 13 bandara sudah menerapkan satu sistem baru namanya AOCC, yang pertama kali di Indonesia diterapkan di Balikpapan.

 

 

Bandara Internasional Sepinggan (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)
Bandara Internasional Sepinggan (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)

Proyek bandara apa saja yang sedang dan akan dikerjakan PT Angkasa Pura I?

Seperti yang saya jelaskan hampir seluruh bandara kami mengalami over capacity. Saat ini ada sembilan bandara yang sedang dikembangkan kapasitasnya dari sembilan bandara ini ada tiga proyek yang masuk proyek strategis nasional. Yaitu yang di Semarang, Yogyakarta dan Banjarmasin.

Selain proyek strateis nasional di Bali persiapan Annual Meeting kami juga meningkatkan kapasitas di Bali, jadi empat proyek strategis di Bali, Semarang, Banjarmasin dan Yogya.

Bagaimana perkembangan bandara tersebut?

Sejauh ini sesuai dengan target yang ditetapkan. Bahkan kemarin yang sudah kami resmikan dengan Pak Jokowi, untuk Semarang yang harusnya selesai Desember, alhamdulillah bisa kami selesaikan sebelum Lebaran.

Sehingga bisa memberikan pelayanan yang lebih baik untuk para pemudik di Semarang. Itu kami bisa selesaikan hanya 11 bulan yang rencananya 18 bulan.

 

Terminal Baru Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah. (Dok AP I)
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah. (Dok AP I)

Kemudian yang di Kulonprogo sudah masuk tahap konstruksi sehingga nanti mulai dirasakan hasilnya April 2019. Kami merencanakan 2019 apronnya sekitar 50 persen, untuk seluruhnya kami merencanakan 2020 tapi kami targetkan akhir 2019 sudah bisa dioperasikan maksimal.

Kemudian di Bali persiapan meeting IMF sudah kami siapkan. Saya kira sudah bisa memenuhi kebutuhan peningkatan kapasitas traffict baru yang nanti mengikuti kegiatan annual meeting 17 ribu kita sudah siapkan tambahan ‎kapasitas sampai 22.500 per hari.

Saya kira apa yang direncanakan sudah on the track bahkan beberapa proyek lebih cepat dari waktu yang ditetapkan.

 

Andalan Angkasa Pura I

(Foto:Liputan6.com)
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (Foto:Liputan6.com)

Dengan berkembangnya penerbangan di Indonesia saat ini, berpengaruh pada kinerja perusahaan?

Tahun 2017 ini pendapatan yang kami raih sekitar Rp 8,7 triliun itu kami targetkan pada 2018 meningkat sekitar 16 persen dibanding tahun sebelumnya. Hingga semester satu 2018 dalam waktu enam bulan ini pendapatan kami sudah Rp 3,2 triliun.

Artinya kalau dibandingkan tahun lalu meningkat 16 persen. Laba yang kita peroleh dalam enam bulan tahun ini sekitar Rp 1 triliun lebih sedikit dibanding tahun lalu meningkatnya sekitar 18 persen. Saya kira dari sisi kinerja pendapatan meningkatnya cukup signifikan.

Saya lebih yakin lagi terkait masalah layoff capacity bisa di atasi nanti pertumbuhan trafict akan lebih tinggi lagi. 

Pendorong jumlah penumpang lebih meningkat itu salah satu faktor utama dari pendorong peningkatan pendapatan.

Tapi juga ada strategi untuk mendorong pendapatan non aero kita juga memanfaatkan bisnis penunjang yang ada di bandara untuk mendorong peningkatan kontribusi pendapatan Angkasa Pura I.

Ada bisnis kargo, hotel, parkir dan kemudian bisnis penunjangkeiatan turis sebagainya itu prioritas bisnis kami pada 2018.

Ada beberapa bandara dikelola PT Angkasa Pura I, yang mana jadi andalan PT Angkasa Pura I?

Yang dari 13 bandara yang kami kelola,77 persennya adalah traffict ada di empat bandara‎ Bali, Surabaya, Balikpapan dan Yogya.

Empat bandara berkontribusi signifikan terhadap total traffict-nya di Angkasa Pura I, empat bandara ini jadi prioritas. Tapi dalam waktu dekat dengan adanya peningkatan kapasitas di tempat lain ini berkontribusi lebih positif.

 

Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)
Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)

Bandara Bali sempat menjadi bandara terbaik, apakah ada lagi yang didorong untuk menjadi bandara terbaik di dunia?

Kami mengharapkan seluruh bandara-bandara yang sedang dikembangkan dan revitalisasi mengikuti standar internasional dan memberikan layanan standar internasional juga.

Jadi layanan keseluruhan bandara yang kami kelola bisa mendapatkan penghargaan yang sama seperti yang kami dapatkan di Bali dan Balikpapan.

Karena kalau kami lihat perencanaan lima tahun ke depan saya kira bandara yang dikelola Angkasa Pura I menjadi bandara yang standar internasional.

Kami arahkan ke standar layanan internasional. Saya kira usia kami sudah 54 tahun, kami memberikan layanan terbaik untuk masyarakat.

Memasuki musim haji, prediksi penerbangan bagaimana?

Saat ini Angkasa Pura melayani penerbangan haji di enam bandara, yaitu Surabaya, Solo, Ujungpandang, Balikpapan, Lombok dan Banjarmasin,jadi kami menargetkan pada 2018 ini ada 254 kloter yang kami angkut dan diharapkan sekitar 122 ribu orang yang diangkut dari 254 kloter itu.

Sampai 26 Juli kemarin ada sekitar 86 kloter yang sudah kita angkut dan jumlah jemaahnya sekitar 35 ribu orang yang sudah berhasil kami angkut.

Selama ini semua berjalan dengan baik dan lancar tidak ada masalah yang cukup signifkan. Mudah-mudahan ini bisa kami jaga sampai kembali.

 

Perkembangan Bandara Kulon Progo dan Persiapan IMF-World Bank

(Foto:Liputan6.com)
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (Foto:Liputan6.com)

Terkait bandara Kulonprogo, masuk proyek strategis nasional sekarang bagaimana perkembangannya? 

Kemarin terkait masalah pembebasan tanah sudah kami selesaikan, walau sempat ada sekitar 37 warga yang belum bersedia tapi dengan pendekatan yang humanis yang baik akhirnya bisa bersedia untuk pindah.

Sekarang ini kami masuk tahap konstruksi karena kemarin land clearing, pengerasan sudah kami lakukan sehingga yang sekarang ini kita lakukan secara masif. Sehingga sesuai target yang ditetapkan bisa diselesaikan pada 2019.

Selain lahan yang sempat jadi kendala, ada kendala lain?

Tidak ada kendala lain yang sifatnya signifkan,jadi saya kira kendala lain ada tapi tidak terlalu mengganggu. Tidak mempengaruhi yang sudah kami rencanakan.

Persiapan pertemuan IMF untuk bandara Bali seperti apa?

Jadi kami berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait ingin memastikan bahwa pelaksanaan annual meeting IMF bisa dilaksanakan dengan baik terutama fasilitas yang ada di bandara.

Jadi ditargetkan nanti ada tambahan delegasi ya‎ng akan hadir sekitar 17 ribu kemarin sudah melakukan beberapa langkah antispasi  hal tersebut.

Dari mulai penambahan appron, melakukan simulasi operasi dan lain sebagainya, penambahan fasilitas pendukung VIP dan sebagainya kami sudah siap melayani kegiatan IMF itu mencapai 22.500.

Dan koordinasi terus kami lakukan dengan unit terkait insyallah semua sudah kami persiapkan dengan baik dan akan berjalan dengan baik dan lancar.

 

Rencana Angkasa Pura I ke Depan

(Foto: Liputan6.com)
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (Foto:Liputan6.com)

Terkait lima bandara, itu punya kementerian Perhubungan?

Iya selama ini memang dikelola oleh kementerian Perhubungan, kami diminta membantu meningkatkan kapasitas kinerja bandara tersebut. Jadi bandara tersebut adalah di Luwuk, Tarakan, kemudian di‎ Sentani, Palu dan Labuan Bajo. 

Satu lagi juga ditawarkan untuk di Samarinda baru dan Kediri, tapi yang Kediri ini memang dibangun dari awal ini menjadi salah satu opsi yang kami kembangkan.

Perkembangannya bagaimana?

Sekarang sedang dalam proses diskusi dengan Kementerian Perhubungan untuk pola kerja sama yang akan digunakan, apapun yang jadi keputusan Kementerian Perhubungan kami ikuti. 

Targetnya bagaimana?

Kami menargetkan sudah bisa dikelola pada 2018. Tapi mungkin paling dekat bisa kami realisasikan di Samarinda Baru dan Luwuk.

Berapa investasi Angkasa Pura I untuk lima bandara?

Iya untuk setiap bandara 400 sampai 500. Arahnya penambahan kapasitas dan kualitas bandara mengikuti Angkasa Pura I.

Selama ini mengandalkan APBN, kami mengurangi beban pemerintah tapi kualitas pelayan bisa lebih ditingkatkan lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya