Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo membahas beragam program pendidikan saat menyampaikan keterangan pemerintan atas Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2019. Pada tahun 2019, anggaran pendidikan direncanakan sebesar Rp 478,9 triliun.
Investasi pendidikan ini menjadi penting bagi Jokowi karena merupakan bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Jokowi menyebut, dalam periode lima tahun dari 2014-2019, sudah ada sekitar 27 ribu orang yang mendapatkan beasiswa LPDP.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam periode 2014-2019, pemerintah juga melakukan investasi melalui LPDP dengan memberikan beasiswa kepada sekitar 27 ribu mahasiswa dari seluruh pelosok Tanah Air," ucap Jokowi ucap Jokowi di Gedung DPR/MPR, Kamis (16/8/2018) saat menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2019.
Hal menarik lainnya adalah ketika Jokowi menyebut tahun depan akan ada 400 ribu lebih penerima Bidikmisi.
"Pada tahun 2019, Pemerintah akan memberikan beasiswa kepada 20,1 juta siswa melalui Program Indonesia Pintar dan 471,8 ribu mahasiswa melalui beasiswa bidikmisi," ucap Jokowi di Gedung MPR/DPR, Kamis (16/8/2018).
Angka tersebut terbilang tinggi, sebab sejauh ini kuota Bidikmisi belum pernah sampai angka 100 ribu kuota. Tahun lalu, kuota Bidikmisi adalah 70 ribu, sementara tahun ini 90 ribu.
"Pemerintah telah memberikan bantuan pendidikan dan beasiswa dari jenjang pra-sekolah hingga SD, SMP, dan SMA, pendidikan madrasah, ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah, bahkan sampai dengan jenjang pendidikan tertinggi S3 bagi seluruh anak bangsa yang berpotensi, terutama bagi yang kurang mampu."
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan, program BOS pada 2019 akan terus diperkuat agar ada peningkatan kualitas guru PNS dan non-PNS melalui tunjangan profesi, dan percepatan pembangunan pembangunan dan rehab sekolah.
"Selain itu, (dana BOS) juga ditujukan untuk membangun 1.407 ruang praktik SMK dan bantuan pelatihan atau sertifikasi 3.000 mahasiswa, memperkuat program vokasi yang lebih masif dan terintegrasi lintas kementerian," ucapnya.
Presiden Jokowi juga memberi perhatian pada pesantren. Ia berjanji akan ada pembangunan sarana kelas dan laboratorium di 1.000 pesantren.
Memajukan Manusia, Jokowi Dukung Perluasan Bidikmisi
Dalam upaya memajukan Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tidak akan hanya fokus pada sumber daya alam (SDA), tetapi juga berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM).
Dalam pidatonya pada sidang tahunan di MPR, Kamis (16/8/2018), Jokowi membahas pendidikan sebagai jalur peningkatan kualitas manusia serta modal untuk masa depan bangsa. Cara pemerintah memperkuat sumber daya manusia adalah lewat Kartu Indonesia Pintar dan Bidikmisi.
"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam,tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," jelas Jokowi.
"Komitmen ini kita wujudkan melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar, yang pada tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik, serta perluasan penyaluran program beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa," ujar presiden.
Bidikmisi adalah singkatan dari Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi. Tiap tahunnya, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyiapkan puluhan ribu kuota Bidikmisi.
Bidikmisi bukanlah beasiswa, dalam artian prestasi penerima tidak dijadikan tolok ukur tunggal. Biaya Bidikmisi disalurkan untuk mahasiswa kurang mampu yang memiliki potensi dan kemampuan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
Dalam tiga tahun terakhir, kuota Bidikmisi konsisten meningkat. Pada 2016, kuotanya adalah 60 ribu, pada 2017 naik menjadi 80 ribu, dan tahun ini menjadi 90 ribu. Bidikmisi pun selalu disasar ratusan ribu pendaftar.
Advertisement