Belanja Pakai Kantong Plastik Harus Bayar Lebih di Inggris

Pemerintah Britania Raya akan memberikan biaya tambahan bila pembeli belanja pakai kantong plastik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Sep 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2018, 17:00 WIB
Sampah Plastik
Seorang pria memancing di pantai Laut Tengah di Beirut, Lebanon di antara berbagai sampah plastik. (AP)

Liputan6.com, London - Sudah banyak berita mengenaskan akibat sampah plastik. Umumnya, hewan-hewan air menjadi korban akibat banyaknya sampah laut di lautan.

Dalam rangka melawan sampah plastik, pemerintahan Britania Raya berencana menambah tarif bagi pemakai kantong plastik. Pembeli pun harus membayar ekstra.

Dilansir The Sun, para menteri di pemerintahan Theresa May akan segera melaksanakan konsultasi untuk mengatasi "budaya membuang" di Britania.

Semenjak 2015, supermarket di Britania telah mewajibkan supermarket untuk menambah tarif sebesar 5 penny atau Rp 942 (1 penny = Rp 188) bagi para pengguna kantong plastik.

Dalam kebijakan baru, tarif untuk kantong plastik akan ditambahkan menjadi 10 penny (Rp 1.884). Tempat usaha ritel kecil pun juga akan kena peraturan ini.

Kebijakan tersebut berhasil mengurangi 86 persen penggunaan kantong plastik di tujuh supermarket besar di Britania semenjak kebijakan itu dimulai.

Alhasil, sampah akibat kantong plastik berkurang drastis. Sebelumnya, 7,6 miliar kantong plastik dipakai di Inggris, tapi tahun lalu turun menjadi 1,7 miliar.

Langkah terhadap plastik ini adalah bagian dari rencana 25 tahun Pemerintah Britania. Kebijakan ini telah didukung oleh Perdana Menteri May dan Menteri Lingkungan Michael Gove.

Menteri Susi: Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Dunia

Gaya Menteri Susi Joget Baby Shark Dance Saat Resmikan Pandu Laut Nusantara
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti bersama sejumlah Pemerhati Laut berjoget baby shark dance saat meresmikan 'Pandu Laut Nusantara' di CFD kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/7). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan saat ini Indonesia merupakan negara penyumbang sampai plastik terbesar kedua di dunia.

"Karena Indonesia sekarang jadi penyumbang sampah plastik terbesar No.2 di dunia. Itu banyak Sampah plastik yang akhirnya dibuang ke laut," ujar Susi Pudjiastuti usai meresmikan 'Pandu Laut Nusantara', di acara Car Free Day Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu, 15 Juli 2018.

Untuk mengurangi penggunaan sampai plastik, Susi mengajak masyarakat untuk meninggalkan botol minumal plastik, seperti kemasan air mineral yang kerap digunakan masyarakat.

"Tidak boleh lagi beli minuman air mineral dalam botol plastik. Setuju tidak?," tanya Menteri Susi kepada para peserta acara yang hadir.

Selain itu, Susi juga menyerukan masyarakat untuk tidak lagi menggunakan sedotan plastik dan kantong kresek. Sebagai gantinya, dia mengajak masyarakat untuk menggunakan barang-barang yang dapat didaur ulang. Susi megatakan, segala tindakan ini harus dimulai dari diri sendiri.

"Berawal dari diri kita sendiri. Semua pakai bahan-bahan yang recycle," ujar mantan Bos Susi Air itu.

Pandu Laut Nusantara sendiri merupakan wadah bersama untuk para pecinta laut yang baru saja diresmikan Susi hari ini. Peresmian itu dilakukan lewat tiupan terompet yang dibunyikan oleh Kaka Slank dan pemberian slayer secara simbolis oleh Susi terhadap sejumlah pemerhati laut dari mulai penyelam dan asosiasi para pecinta laut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya