Begini Syarat Barang Lokal yang Dibutuhkan Sektor Hulu Migas

Salah satu sektor yang didorong untuk menggunakan barang jasa dalam negeri adalah hulu minyak dan gas bumi (migas).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Sep 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2018, 18:15 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang menggalakkan penggunaan barang jasa dalam negeri, untuk menghemat devisa dan memperkuat rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Salah satu sektor yang didorong untuk menggunakan barang jasa dalam negeri adalah hulu minyak dan gas bumi (migas).

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan, ada tiga hal yang patut dipenuhi industri penunjang migas dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pencarian migas. Pertama adalah menguasai dan menyediakan teknologi, yang sesuai dengan kebutuhan sektor hulu migas.

‎"Teknolgi perlu ditingkatkan," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Arcandra melanjutkan, penyedian sumber daya manusia yang menguasai teknologi dan memiliki keterampilan, selain itu juga menguasai proses bisnis agar mampu bersaing dengan barang impor.

"Juga sumber manusia, human capital, teknologi, bisnis proses. Ini yang harus selalu berkaitan kalau mau ngembangin industri hulu migas," papar dia.

Arcandra menuturkan, industri migas memiliki peraturan yang ketat, peralatan yang digunakan harus mementingkan faktor keselamatan, memenuhi spesifikasi‎ dan jumlah yang dibutuhkan. Selain itu, juga mampu bersaing dari sisi harga dengan barang impor.

‎"Jadi begini, industri migas heavy regulated. Banyak regulasinya, equipment itu harus mementingkan faktor keselamatan, spesifikasinya harus mampu ini ini. Kalau ada dalam negeri, dia beli, ada tapi quantity enggak ada, ini harus cukup juga. project mau jalan, tapi persediaan dalam negeri misalnya gak cukup. Nah itu. Harga? sesuai apa yang berlaku umum di pasar saja. Harus kompetitif," ujar dia.

 

 

Perkuat Rupiah, Jonan Minta Pengembang Panas Bumi Gunakan Produk Lokal

Menteri Jonan Tegaskan Pemerataan Akses Energi Tetap Jadi Prioritas Pemerintah
Pemerataan akses energi bagi seluruh masyarakat Indonesia, menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan merupakan bagian dari pembangunan Indonesia yang berkeadilan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta pengembangan energi panas bumi menggunakan barang jasa dalam negeri untuk memperkuat nilai tukar rupiah yang terus melemah. 

‎Jonan mengatakan, melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kini jadi masalah. Oleh karena itu, penggunaan komponen lokal dalam sebuah proyek harus diutamakan agar rupiah menguat.

‎"Ada persoalan lain, yaitu kurs mata uang rupiah melemah terhadap mata uang USD. Terutama, saya menyarankan komponen lokal harus diutamakan," kata Jonan, saat menghadiri The 6 th IIGCE 2018, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis 6 September 2018.

Jonan pun meminta badan usaha yang bergerak pada kegiatan pengembangan panas bumi, termasuk PLN‎, menggunakan barang jasa produksi dalam negeri.

"Saya mohon badan usaha, termasuk PLN, sepanjang bisa gunakan produksi dalam negeri, itu gunakan produksi dalam negeri untuk kegiatan usahanya," tutur Jonan.

Ignasius Jonan menuturkan, meski badan usaha mendapat pinjaman dari luar negeri, barang jasa produksi dalam negeri harus digunakan selama masih tersedia‎.

Lantaran akan menciptakan dampak berganda, di antaranya menciptakan lapangan kerja dan persaingan yang baik.

"Sepanjang kualitas atau spesifikasi dan kuantitas itu dibutuhkan, atau ini, kalau debat Tanah Air mana, ini diskusi yang enggak akan selesai. Makanya kalau bisa gunakan produksi lokal‎," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya