Simak Cara Unik Novotel Rayakan Tahun Baru Islam

Managemen Novotel mengajak anak-anak dari Pondok Pesantren Amanatul Huda, Tajur, Ciledug Kota Tangerang, berwisata.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 11 Sep 2018, 17:31 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2018, 17:31 WIB
Novotel mengajak anak-anak dari Pondok Pesantren Amanatul Huda, Tajur, Ciledug Kota Tangerang, berwisata di kawasan pemukiman pecinaan tua di Kali Pasir, Kota Tangerang. (Mita/Liputan6.com)
Novotel mengajak anak-anak dari Pondok Pesantren Amanatul Huda, Tajur, Ciledug Kota Tangerang, berwisata di kawasan pemukiman pecinaan tua di Kali Pasir, Kota Tangerang. (Mita/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Rayakan Tahun Baru Islam 1440 hijriyah, managemen Novotel mengajak anak-anak dari Pondok Pesantren Amanatul Huda, Tajur, Ciledug Kota Tangerang, berwisata di kawasan pemukiman pecinaan tua di Kali Pasir, Kota Tangerang.

Saat pertama datang, mereka langsung disambut di museum sejarah pecinaan kuno di Tangerang, Benteng Heritage yang menceritakan pecinaan Benteng sudah berada sejak tahun 1407. Lalu, langsung berkeliling mengenali pemukiman khas pecinaan kuno.

Seperti rumah Oey Koen Ho, rumah sastrawan Cina yang biasa menerjemahkan cerita silat Cina tempo dulu. Rumah tersebut terdapat ukiran dan lukisan pendekar Cina, juga dilengkapi dengan eksterior jendela jaman dulu. Lalu ke Roemah Boeroeng yang berarsitektur gabungan Cina dan Belanda.

Lanjut mengunjungi pabrik kecap tertua milik warga Tionghoa, yang bangunanya pun juga khas bangunan lama. Lalu ke klenteng Boen Tek Bio, yang usianya sudah lebih dari 100 tahun. Setelahnya, mereka juga mengenal Masjid Kali Pasir,masjid yang sudah ada sejak tahun 1.700, dimana masjid tersebut memiliki kekerabatan dengan sejarah kesultanan Banten.

Anak-anak pun terlihat sangat menikmati perjalanan wisata kota tua itu. Mereka terlihat baru mengetahui sejarah pecinaan tempo dulu di Tangerang, yang ternyata tidak lepas dari jaman penjajahan di Indonesia.

Setelah kembali ke Benteng Heritage, peserta langsung disuguhkan bacang dan kue bulan. Sembari sang pemilik museum, Udaya Halim, menceritakan sejarah makanan tersebut yang sangat kental dengan budaya pecinaan.

Peserta juga diajarkan cara membuat ronde untuk isian dari wedang ronde. "Kami coba kenalkan sejarah yang berkembang dan menjadi bagian dari Tangerang tempo dulu, juga mengajarkan anak-anak toleransi, kultural, toleransi dan kedisiplinan di museum ini," tutur Udaya.

Sebab baginya, usia anak-anak dan remaja memang sewajarnya mengenal dan mengetahui akulturasi. Sehingga bisa membangun konsep saling menghargai dan saling memiliki persaudaraan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pelajari Budaya

Novotel mengajak anak-anak dari Pondok Pesantren Amanatul Huda, Tajur, Ciledug Kota Tangerang, berwisata di kawasan pemukiman pecinaan tua di Kali Pasir, Kota Tangerang. (Mita/Liputan6.com)
Novotel mengajak anak-anak dari Pondok Pesantren Amanatul Huda, Tajur, Ciledug Kota Tangerang, berwisata di kawasan pemukiman pecinaan tua di Kali Pasir, Kota Tangerang. (Mita/Liputan6.com)

Sementara, dikatakan Resident Manager Novotel Hotel, Irma Riesa, karyawisata kota tua ini dilakukan agar para siswa siswi mampu mengenal dan mempelajari ilmu terutama dalam kultural budaya yang ada di Tangerang.

"Jadi selain pelajar juga, kita juga bisa mempelajari pecinaan Benteng jaman dulu. Sangat bermanfaat," ujarnya. Kunjungan ini juga sebagai bentuk tanggung jawab pada komunitas lokal, termasuk membantu mempromosikan potensi wisata daerah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya