7 Negara Ini Rentan Kena Krisis Mata Uang

Tujuh negara termasuk Sri Lanka, Pakistan, dan Turki berisiko kena krisis mata uang.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Sep 2018, 07:20 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2018, 07:20 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang

Liputan6.com, Jakarta - Tujuh negara termasuk Sri Lanka, Pakistan, dan Turki berisiko kena krisis mata uang. Hal ini seiring kekhawatiran menular akibat krisis di Argentina dan Turki.

Hal itu berdasarkan indeks Nomura. Berdasarkan lembaga keuangan global itu, negara berkembang alami tekanan seiring investor melakukan realokasi aset seiring risiko dari normalisasi kebijakan moneter, perang dagang dan ekonomi China melambat.

Adapun indeks baru Damocles yang menilai risiko krisis mata uang untuk 30 negara ekonomi berkembang mencatat kalau tujuh negara berisiko krisis nilai tukar dengan skor lebih dari 100 antara lain Sri Lanka, Afrika Selatan, Argentina, Pakistan, Mesir, Turki dan Ukraina. Demikian mengutip laman Marketwatch, Kamis (13/9/2018).

Skor di atas 100 menunjukkan suatu negara rentan terhadap krisis nilai tukar dalam 12 bulan ke depan. Sementara skor di atas 150 menandakan krisis bisa meletus kapan saja.

Sri Lanka memiliki skor 175, diikuti Afrika Selatan 143, Argentina 140, Pakistan 136, Mesir 111, Turki 104 dan Ukraina 100. Sedangkan India 25.

Indeks tersebut memakai sejumlah indikator antara lain impor, rasio utang, cadangan devisa, cadangan valas, suku bunga, investasi asing yang masuk, neraca pembayara, fiskal serta transaksi berjalan.

Hasilnya memang tak terlalu mengejutkan dengan peso Argentina turun lebih dari 50 persen terhadap dolar Amerika Serikat pada 2018. Pada pekan lalu menjadi berita utama karena mata uangnya jatuh ke level terendah sepanjang waktu. Hal itu memaksa Argentina meminta bantuan Dana Moneter Internasional untuk meyakinkan investor. Bank sentral Argentina pun menaikkan suku bunga menjadi 60 persen.

Turki juga menarik banyak perhatian di tengah lira melemah. Lira Turki turun 41 persen sepanjang 2018. Hal itu didorong kekhawatiran ekonomi, pertikaian diplomatic dengan Amerika Serikat. Sementara itu, Afrika Selatan secara tak terduga masuk dalam resesi pada kuartal II.

Nomura menyatakan penilaian yang mereka lakukan dengan indeks tersebut untuk membantu menilai risiko lebih baik. Nomura akan perbarui skor setiap kuartal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya