Menteri BUMN Ancam Pangkas Bonus Dirut Bukit Asam, Apa Penyebabnya?

Apabila tidak terlaksana maka Menteri BUMN Soemarno tak akan segan "memenggal" Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin.

oleh Merdeka.com diperbarui 12 Sep 2018, 19:50 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2018, 19:50 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) dapat dilakukan akhir tahun ini.

Dia mengatakan, apabila tidak terlaksana maka pihaknya tak akan segan "memenggal" Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin.

"Pak Arviyan sudah janji. Kalau sampai akhir tahun belum groundbreaking, tapi harus langsung bangun, kalau enggak saya penggal. Sudah mau dia dipenggal. Enggak tahu apa yang dipenggal, dipenggal tantiemnya (bonusnya)," kata Rini di The Energy Building, Jakarta, Rabu (12/9/2018).

Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara ini diperlukan agar Indonesia tak lagi hanya menjadi pengekspor bahan baku. Melalui pabrik ini nantinya, Indonesia melalui perusahaan holding tambang BUMN dapat menghasilkan produk-produk bernilai tambah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Lebih Murah

Penambang Batu Bara di Bengkulu Tunggak Royalti Ratusan Miliar
Tak tanggung-tanggung, nilai tunggakan pembayaran tersebut mencapai Rp 100 miliar.

Dirut PTBA Arviyan Arifin mengatakan, mengubah batu bara menjadi gasifikasi mempunyai banyak kelebihan. Selain memperoleh produk yang lebih kompetitif masyarakat terutama petani juga mendapat harga gas yang lebih murah.

"Batu bara ke gas bisa juga dibuat ke Pupuk. China kan gasnya dari batu bara. Gas buat pupuk itu dari batu bara, Jadi kita bisa kompetitif, jadi petani bisa dapat murah. Batu bara ke gas itu poripropelin, ini dari naftah, crude oil, itu bisa dibuat dari batubara," jelasnya.

Arviyan mengatakan sudah ada dua BUMN yang telah melakukan pengubahan batubara menjadi gas yaitu PT Pupuk Indonesia dan PT Pertamina. Untuk itu, dia optimistis Desember 2018 nanti groundbreaking pabrik dapat dilakukan.

"Offtaker-nya sudah ada, Pupuk dan Pertamina. Kita jadwalkan, insyaallah desember ini groundbreaking," jelasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya