Laris Diburu Konsumen, Pertamina Tambah Titik Distribusi Pertamax Turbo

TBBM Semarang Group menjadi TBBM ke 15 yang mendistribusikan Pertamax Turbo dari total 116 TBBM di seluruh Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Sep 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 12:00 WIB
Pertamax Turbo di pasar Eropa
Pertamax Turbo di pasar Eropa

Liputan6.com, Jakarta Sejak peluncurannya di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada September 2017, produk Pertamax Turbo milik PT Pertamina (Persero) laris diburu konsumen pada kawasan tersebut.

Demi memenuhi permintaan pasar yang terus bertambah, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV menambah titik distribusi (supply point) Pertamax Turbo melalui Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Semarang Group.

TBBM Semarang Group menjadi TBBM ke 15 yang mendistribusikan Pertamax Turbo dari total 116 TBBM di seluruh Indonesia.

"Selama ini Pertamax Turbo kami datangkan dari TBBM Surabaya Group dan TBBM Balongan dengan rata-rata thruput 21,5 KL per hari. Setelah TBBM Semarang Group menjadi titik distribusi, otomatis pengiriman Pertamax Turbo akan lebih cepat dan kami siap membanjiri SPBU di wilayah Jawa Tengah dan DIY (Yogyakarta) dengan Pertamax Turbo," ungkap Andar Titi Lestari, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR IV, Jumat (21/9/2018).

Tercatat, saat ini 22 SPBU di area Jawa Tengah dan Yogyakarta telah memasarkan Pertamax Turbo. Dengan telah tersedianya produk ini di TBBM Semarang Group, Pertamina menargetkan penyerapan produk ini sebanyak 40 kilo liter (KL) per hari.

Diharapkan 63 SPBU juga dapat bergabung untuk menjual Bahan Bakar berstandar Euro 4 tersebut.

Pertamax Turbo sebagai bagian dari Pertamax Series merupakan bahan bakar dengan kualitas tertinggi dari Pertamina, hasil pengembangan produk Pertamax Plus yang memiliki Research Octane Number (RON) 98, serta dilengkapi Ignition Boost Formula (IBF).

Pertamax Turbo hadir untuk menjawab kebutuhan konsumen kelas atas yang memiliki kendaraan kelas supercar dan berteknologi tinggi.

Spesifikasi kendaraan pengguna Pertamax Turbo adalah kendaraan yang berteknologi supercharger dan turbocharger dengan rasio kompresi kendaraan berkisar 12:1 hingga 13:1 dengan sistem injeksi.

Pertamax Turbo juga telah menjadi official partner kendaraan Lamborghini dan pernah digunakan dalam kejuaraan Lamborghini Blancpain Supertrofeo Series di Eropa, serta di empat balapan lainnya yakni di Monza-Italia, Silverstone UK, Paul Richard-Perancis, dan Spa Francorchamps-Belgia.


Pemerintah Izinkan Lembaga Penyalur Naikkan Harga BBM Nonsubsidi

Harga BBM.
Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pemerintah memastikan tidak akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dalam waktu dekat. Namun, pemerintah memberikan kelonggaran pengaturan harga untuk BBM nonsubsidi kepada lembaga penyalur.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah belum memiliki rencana untuk menaikan harga BBM jenis Premium dan Solar subsidi dalam waktu dekat.

"Untuk biosolar atau gasoil 48 dan jenis bensin gasolin Ron 88 atau Premium sampai sekarang pemerintah belum memiliki rencana penyesuaian harga," kata Jonan, saat menghadiri The 6 th IIGCE 2018, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (6/9/2018).

Namun kebijakan tersebut tidak berlaku untuk BBM nonsubsidi. Menurut Jonan, badan usaha diberikan kewenangan untuk menyesuaikan harga BBM nonsubsidi sesuai dengan keekonomian.

"Kalau jenis bahan bakar umum seperti Shell, Pertamax, Pertamax Plus, Turbo itu kan market. Bebas aja. Mereka bisa sesuaikan harga," tutur Jonan.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, subsidi BBM jenis Solar yang digelontorkan pemerintah tahun ini ditambah Rp 1.500 per liter, dari sebelumnya Rp 500 per liter di 2017 menjadi Rp 2.000 per liter di 2018.

"Realisasi penyaluran Solar pada semester I 2018 ini sebesar 7,2 juta KL (Kilo Liter), dikalikan tambahan subsidi Rp 1.500 menjadi sekitar Rp 10,8 triliun," kata dia. 

Menurutnya, angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan peningkatan penerimaan negara di Semester I yang tercatat Rp 28 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya