Terkena Gempa, Jumlah Turis Turun tapi Harga Pangan di Lombok Terjaga

Adapun yang lebih terlihat sebagai dampak dari bencana gempa bumi adalah kunjungan wisatawan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Okt 2018, 14:52 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 14:52 WIB
Wajah Lesu Para Bule Usai Dievakuasi dari Gili Trawangan
Para turis berdiri di dek kapal saat dievakuasi dari Gili Trawangan ke Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Ribuan turis asing dievakuasi dari Gili Trawangan setelah gempa Lombok. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan usai bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi laju Indeks Harga Konsumen (IHK).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bencana gempa bumi yang terjadi, hanya menyebabkan kerusakan di beberapa lokasi dan tidak secara menyeluruh. Sehingga harga kebutuhan pokok di sana tetap bisa terkendali.

"Di NTB pada Septemer 2018 mengalami deflasi 0,29 persen. Perlu dingat bencana itu terjadi hanya berdampak ke beberapa spot seperti Lombok Utara. Agak susah untuk menghubungkan secara umum. Jadi inflasi tidak terganggun," ujar Suhariyanto di kantornya, Senin (1/10/2018).

Adapun yang lebih terlihat sebagai dampak dari bencana gempa bumi adalah kunjungan wisatawan. BPS mencatat kunjungan wisatawan ke lombok menurun drastis yaitu 69,18 persen.

Jumlah wisatawan ke Lombok dari bulan Juli 2018 sebesar 13.980 orang dan pada Agustus 2018 menjadi 4.308 orang.

"Kalau untuk wisman dari Januari-Agustus 2018 dibandingkan periode yang sama 2017 turun 25,19 persen. Jadi jelas semua orang berusaha menghindar," tambah dia.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 0,18 persen.

"Perkembangan harga komoditas september secara umum menunjukkan adanya penurunan," kata Kepala BPS Suhariyant di kantornya, Senin (1/10/2018).

Dengan deflasi ini, maka tigkat inflasi Januari-September 2018 sebesar 1,94 persen. Sementara jika dilihat (YoY) September 2017 hingga September 2018 sebesar 2,88 persen.

Dari 82 kota IHK 66 kota alami deflasi 16 kota masih inflasi. Deflasi tertinggi di Pare-pare 1,59 persen dan terndah di Tegal, Sigkawang, Samrinda dan Ternate -0,01 persen.

Sedangkan inflasi tertinggi di Bengku debgan inflasi 0,59 persen dan terendah di Bungo sebesar 0,01 persen. 

Pengusaha Ingin UMKM di Wilayah Gempa Dapat Modal Gratis

Pengungsi gempa lombok
Gempa Lombok menyisakan rasa takut dan waspada bagi warga. Mereka pun mengungsi di tempat aman. (Liputan6.com/Sunariyah)

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan, pemerintah sebaiknya memberikan modal gratis untuk kembali berusaha bagi UMKM di Donggala, Sulawesi Tengah.

Pemberian modal gratis ini sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana gempa dan tsunami yang melanda wilayah ini.

Pemberian fasilitas modal diharapkan bisa membangkitkan para pelaku usaha mikro di Donggala dan Palu.

"Maka dari itu, selain memberikan bantuan sosial, spiritual, dan infrastruktur, juga harus diberikan modal gratis agar mereka UMKM dapat kembali berusaha, terutama yang mikro ya," tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (30/9/2018).

Selain modal gratis untuk pemulihan, menurut Ikhsan, pemerintah juga dapat melakukan opsi lain kepada pelaku usaha. Itu seperti penghapusbukuan kredit (write-off) di perbankan.

"Nah yang masih dalam tahap peminjaman di perbankan, pemerintah bisa write-off, diputihkan begitu. Atau ditunda syarat pembayaranya, bunganya dihilangkan, intinya diberikan hak pembelaanlah gitu," ujar dia.

Permodalan gratis ini, lanjut dia, demi keberlangsungan hidup para UMKM di Kabupaten Donggala pasca gempa magnitudo 7,4  itu.

"Ya karena harus tetap hidup, jadi saya rasa upaya pemerintah berilah gratis bantuan untuk permodalan ini, agar mereka bisa usaha kembali," pungkas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya