Setiap Hari, 1 Rumah Ramah Gempa Terbangun di Lombok

Pembangunan 1.500 unit rumah yang telah dimulai sejak 3 pekan lalu itu ditargetkan selesai pada akhir Oktober 2018.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Okt 2018, 17:41 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 17:41 WIB
Menteri Rini meninjau pembangunan Rumah Rawan Gempa (RRG) sebagai tempat tinggal sementara bagi para pengungsi gempa Lombok. (Foto: Humas Kementerian BUMN)
Menteri Rini meninjau pembangunan Rumah Rawan Gempa (RRG) sebagai tempat tinggal sementara bagi para pengungsi gempa Lombok. (Foto: Humas Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerjasama dengan kontraktor lokal kini tengah membangun sekitar 1.500 Rumah Ramah Gempa di Lombok, Nuta Tenggara Barat (NTB).

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto mengatakan, perseroannya juga ikut serta membangun Rumah Ramah Gempat di Lombok sebagai bentuk tanggung jawab sosial  atau Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.

Langkah Adhi karya ini untuk membantu masyarakat korban kempa di Lombok dengan cazra meminimalisir ongkos pembuatan rumah.

"Kalau saya dengar kan pemerintah akan bantu tiap warga Rp 50 juta untuk bangun satu rumah. Biaya Precast kita upayakan seminimal mungkin, semurah mungkin," jelas dia di Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Sesuai mandat yang diberikan Menteri BUMN Rini Soemarno, ia menjelaskan, pembangunan 1.500 unit rumah yang telah dimulai sejak 2-3 pekan lalu itu ditargetkan selesai pada akhir Oktober 2018.

Secara pendanaan, dia menyebutkan, BUMN Karya seperti Adhi Karya juga disokong oleh BUMN besar lain. "Yang support pembiayaannya dari BUMN besar, kayak Pertamina, Mandiri, BRI, dan lain-lain," sebutnya.

Menilik faktor cuaca, Budi pun menargetkan, pembangunan satu unit Rumah Ramah Gempa ini bisa selesai hanya dalam waktu satu hari.

"Ya sekarang kan musim hujan, jadi kita percepat. Satu rumah satu hari harus selesai," ujar dia.

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


502 Unit Rumah Rawan Gempa di Lombok Siap Dihuni

Gempa Lombok
Berikut aksi kemanusiaan yang bantu penyembuhan trauma gempa di Lombok. (Foto: Dok. K-Link)

Sejumlah BUMN beramai-ramai memberikam bantuan bagi para korban gempa Lombok yang terjadi beberapa waktu lalu. Salah satunya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang menyatakan akan membantu membangun Rumah Rawan Gempa (RRG).

Direktur Utama BTN Maryono memberikan update mengenai progres pembangunan RRG tersebut. Dimana sampai saat ini sudah ada 502 unit rumah yang dibangun dan siap dihuni. Bahkan sebanyak 200 rumah sudah mulai ditempati warga.

"Kita bersama BUMN lain melakukan sinergi untuk penyediaan rumah tersebut. Dalam waktu sesegera mungkin kami akan penuhi target 700 unit RRG yang menjadi tugas BTN," kata Maryono dalam keterangannya, Selasa (2/10/2018).

Dari 15 desa yang dilanda gempa di NTB, dipilih 4 area yang menjadi pilot project dalam pembangunan RRG ini yaitu Desa Guntur Macan dan Desa Kekait di Kec. Gunung Sari, Desa Sembalun di Kec. Semablun dan Desa Terangan, Kec. Pemenang.

Adapun BUMN yang turut bersinergi dalam membangun RRG di keempat desa ini yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (RRG : 700), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (RRG : 363), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (RRG : 216 / MCK : 26), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (RRG : 140/ MCK : 12) dan PT Pertamina (RRG : 86 / MCK : 11). Nantinya, setiap rumah akan ditempati 2 kepala keluarga.

Tidak hanya itu, sebelumnya, BTN juga memberikan kemudahan bagi debitur untuk mendapatkan restrukturisasi.

Langkah BTN ini merupakan tindak lanjut dari arahan dan himbauan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan perlakuan khusus terhadap debitur yang terdampak gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sesuai dengan keterangan resmi yang disampaikan OJK pada tanggal 23 Agustus lalu, perlakuan khusus tersebut diterapkan terhadap kredit dan pembiayaan syariah dari perbankan yang dimiliki debitur /proyek berada di lokasi terdampak gempa. Perlakuan khusus yang diberikan mengacu pada Peraturan OJK no. 45/POJK/03/2017 tentang perlakukan khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam.

Untuk para debitur yang terdampak gempa, Bank BTN akan memberikan restrukturisasi dalam bentuk pemberian grace period atau masa tenggang/ kelonggaran waktu untuk membayar angsuran/cicilan pinjaman pokok maksimal 2 tahun dan keringanan lain yang menyesuaikan kondisi debitur.

BTN juga memastikan akan memberikan diskon untuk denda dan bunga sampai dengan 100 persen bagi debitur yang disetujui mendapatkan restrukturisasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya