Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan SDG Indonesia One, platform kerja sama pendanaan yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang beriorientasi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) di lndonesia.
Pendanaan yang terintegrasi ini berasal dari beragam sumber, antara Iain privat, filantropis, lembaga donor, lembaga keuangan multilateral dan bilateral, perbankan, asuransi, dan investor.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pada acara ini pendiri CK Hutchison Holdings dan Lin Ka Shing Foundation yang juga miliarder Hong Kong Li ka Shing memberikan bantuan berupa donasi berjumlah USD 5 juta atau senilai Rp 70 miliar untuk Sulawesi Tengah. Terdiri dari USD 2 juta dari CK Hutchison Holdings dan USD 3 juta daril Li Ka Shing Foundation melalui SDGs.
Advertisement
Baca Juga
"Donasi tersebut diperuntukkan bagi para korban bencana alam di Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Donasi ini akan dimanfaatkan untuk membantu ribuan masyarakat yang terdampak akibat gempa dan tsunami di wilayah tersebut. Tidak hanya itu, donasi akan dimanfaatkan untuk membangun kembali infrastruktur agar masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs adalah cetak biru untuk meraih masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan dengan menjawab tantangan atas isu global, termasuk di dalamnya kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, kemakmuran, perdamaian, dan keadilan.
"Sasaran dalam SDGs saling berhubungan untuk mengakomodasi kepentingan khalayak, hal penting yang harus dicapai pada tahun 2030," ujar Sri Mulyani.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Kesadaran SDGs Meningkat
Saat ini, kesadaran akan pencapaian SDGs di lndonesia semakin meningkat. Hal tersebut tidak hanya menjadi perhatian Pemerintah dan regulator, tetapi juga telah menjadi komitmen dari mitra-mitra Pemerintah, seperti sektor swasta dan institusi filantropi.
Fenomena ini penting untuk menjadi perhatian karena didorong oleh besarnya kesenjangan antara kebutuhan dan pendanaan yang tersedia untuk pembangunan yang berorientasi terhadap pencapaian SDGs di Indonesia.
Di sisi lain, mitra yang terlibat, khususnya Badan Usaha masih memiliki kendala untuk pencapaian SDGs dikarenakan pengembalian investasi yang rendah.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah terus mencari cara untuk tetap memfasilitasi investasi yang bisa dilakukan dalam proyek yang terkait SDGs dengan melibatkan sejumlah sumber pembiayaan lain yang mampu meningkatkan investasi sekaligus menjawab kebutuhan akan pencapaian SDGs, dengan membentuk satu platform yang mengintegrasikan berbagai sumber pendanaan (skema blended finance).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement