Restrukturisasi Utang Merpati Airline Diajukan kepada Kreditur 11 Oktober

Nasib PT Merpati Nusantara Airline (Persero) akan ditentukan pada sidang penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) pada 17 Oktober 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Okt 2018, 15:07 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2018, 15:07 WIB
Ilustrasi pesawat (iStock)
Ilustrasi pesawat (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Nasib PT Merpati Nusantara Airline (Persero) akan ditentukan pada sidang penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang digelar 17 Oktober 2018.

Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA, Edi Winarto, menuturkan proses restrukturisasi utang PT Merpati Airlines lewat proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Ia menuturkan saat ini ada calon investor yang masih dalam proses negosiasi. Pihaknya belum dapat sampaikan calon investor tersebut lantaran dalam proses negosiasi dan belum final.

Adapun proses negosiasi tersebut untuk penyusunan rencana perdamaian, yang termasuk rencana masuknya calon investor, rencana bisnis PT Merpati Airline ke depan.

"Penyusunan proposal perdamaian telah disusun, dan rencana dimintakan persetujuan kepada kreditur (pada rapat kreditur) pada 11 Oktober. Selanjutnya akan disahkan dalam sidang di Pengadilan Niaga Surabaya pada 17 Oktober 2018,” ujar Edi saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat yang diterima, Senin (8/10/2018).

Ia menambahkan, bila rencana perdamaian disetujui, proses restrukturisasi utang akan disetujui. "Tapi kalau tidak disetujui, Merpati akan pailit," tambah dia.

Bila tidak disetujui pada 17 Oktober, akan diperpanjang hingga 4 November 2018. Bila kreditur tidak setujui, Edi menuturkan, Merpati berarti pailit. Ia mengatakan, proses restrukturisasi Merpati Nusantara Airline memerlukan proses panjang Bila rencana restrukturisasi disetujui pun perlu ada izin DPR dan izin lainnya. "Tapi titik critical-nya pada rapat kreditur," kata dia.

Edi melanjutkan, perlu waktu untuk meyakinkan dan persetujuan internal para kreditur. Adapun PT Merpati Airlines telah dibekukan sejak Januari 2014. Itu karena utang sekitar Rp 10,7 triliun.

 

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Nasib Merpati Nusantara Ditentukan November 2018

Pesawat Merpati
Ilustrasi Merpati Nusantara Airline (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, nasib PT Merpati Nusantara Airline (Persero) akan ditentukan pada November 2018. Saat ini, sudah ada satu investor yang berniat membeli maskapai plat merah tersebut.

Direktur Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Henry Sihotang mengatakan, investor tersebut berasal dari dalam negeri dan pernah bermain di sektor penerbangan. Namun dirinya belum bisa menyebut siapa investor yang dimaksud.

"Ada yang masuk dari swasta mungkin dia afiliasi juga karena belum ditetapkan. Namanya enggak usah kita disclose gitu. Dia pernah ada punya maskapai, sekarang ini tidak. Tapi dia bekerjasama dengan investor dari luar untuk pendanaan sama untuk yang supplier pesawat. Jadi dia kerjasama dengan pihak lain untuk pesawat yang mau masuk dan pendanaan," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Menurut Henry, dana yang akan disuntikkan bagi Merpati juga terhitung cukup besar. Hal ini dinilai akan sangat membantu maskapai tersebut lantaran tengah terlilit utang hingga Rp 10,7 triliun.

‎‎"Sementara ini angkanya cukup besar. Apakah ini terjadi, makanya kita enggak sebut dulu, karena masih dalam pembahasan. Pastinya cukup besar. Sementara ini niatnya mereka," kata dia.

Dia menyatakan, saat ini Merpati masih dalam proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Jika memang berniat untuk membeli Merpati, maka investor harus menyampaikan proposal rencana pengembangan Merpati sebelum sidang terakhir PKPU pada 3 November 2018.

"Kalau memang ini terjadi potensi masih ada, tapi apakah akan ini terjadi kita lihat lah. Kan UU membatasi sampai 270 hari atau sampai November tanggal 3‎. (Nasib Merpati ditentukan November?) Iya masih bisa jalan atau tidak bisa lebih awal atau enggak. Sampai nanti diputus kita harus lapor ke DPR apakah mereka sepakat karena ini kan milik negara," jelas dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro menyatakan, kemungkinan Merpati belum bisa terbang kembali pada tahun ini. Namun demikian, dia tetap berharap permasalahan yang terjadi pada Merpati segera selesai dengan masuknya investor.

"Itu dulu aku yang ngomong (bisa kembali terbang tahun ini), ternyata belum bisa. Ini masih kita cari investor karena pemerintah tidak akan masukkan tambahan modal atau apa. Siapa saja investor yang berminat," tandas dia.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya