Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menjajaki kerja sama dengan Finlandia untuk mendukung pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, Indonesia telah ‎menargetkan porsi EBT dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025. Untuk mencapai target tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah.
"Kami berusaha mencapai setidaknya 23 persen bauran energi, kami terus melakukan berbagai cara untuk mencapai," kata Jonan, saat membuka Forum Bisnis Indonesia-Finlandia, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sebagai negara yang berpengalaman dalam mengembangkan EBT, Jonan pun membuka kesempatan ke pengusaha Finlandia untuk berinvestasi mengembangkan EBT di Indonesia.
Jonan menyebutkan, salah satu potensi EBT di Indonesia adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Solar PV (PLTS) sangat baik, karena Indonesia adalah negara kepulauan. Silahkan jika ingin mengikuti proses tender," tuturnya.
Selain investasi dalam sisi pengembangan EBT, Jonan pun mengajak perusahaan penyedia jasa keuangan Finlandia, untuk menyediakan pinjaman pengembangan EBT di Indonesia dengan paket bunga pinjaman yang terjangkau.‎ Dia juga mengajak Finlandia melakukan transfer ilmu pengembangan EBT.
"Kami akan minta perusahaan menawarkan paket. Pertukaran pendidikan agar bisa belajar," tandasnya.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
RI Butuh 2.000 MW Pembangkit EBT per Tahun
Sebelumnya, PLN terus mengejar target bauran energi nasional 23 persen pada 2025. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan bauran energi nasional yang saat ini telah mencapai 11,68 persen di mana sebanyak 6.516,3 MW pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) telah beroperasi memasok listrik untuk masyarakat Indonesia.
Program EBT di PLN ditampilkan pada pameran Indo EBTKE ConEx 2018 yang diselenggarakan di Balai Kartini Jakarta, pada 29-31 Agustus 2018.
Dalam acara pembukaan pameran dan konferensi hari ini, Rabu (29/8/2018), turut hadir Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) Suryadharma.Â
BACA JUGA
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla menyebutkan bagaimana energi telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
"Energi sekarang menjadi kebutuhan utama kita. Kebutuhan energi akan meningkat terus-menerus. Kira-kira setiap tahun diperlukan pertumbuhan energi sebanyak 12 persen. Untuk mencapai 23 persen energi baru dan terbarukan (EBT) di 2025, setidaknya butuh tambahan 2.000 MW pembangkit EBT per tahun," ujar Kalla.
Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PT PLN (Persero) Zulfikar Manggau menyatakan bahwa total pembangkit EBT yang beroperasi akan terus meningkat.
Hal ini juga telah tercantum dalam Rencana Upaya Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027 di mana pengembangan pembangkit EBT ditargetkan sebesar 14.911 MW untuk seluruh wilayah Indonesia.
"PLN terus fokus mengembangkan pembangkit EBT dari tenaga surya, bayu, air, biomassa, biogas, bioenergi, panas bumi, arus laut, bahkan tenaga dari sampah. Ini tantangan bagi kami, tapi harus diwujudkan demi energi yang lebih bersih. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak potensi EBT yang diperkirakan mencapai 21.000 MW," ujar Zulfikar.
Advertisement