Badai Michael dan Penurunan Ekspor Iran Dongkrak Harga Minyak

Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar yang tergabung dalam organisasi eksportir minyak (OPEC).

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Okt 2018, 05:40 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2018, 05:40 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik sekitar 1 persen pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Sentimen yang menjadi katalis harga minyak adalah penurunan ekspor minyak mentah Iran sebelum adanya pengenaan sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan juga penutupan produksi di Teluk Meksiko karena Badai Michael.

Mengutip Reuters, Rabu (10/10/2018), harga minyak Brent berjangka yang menjadi patokan harga dunia naik ISD 1,09 dan menetap di USD 85 per barel. Harga minyak ini mencapai nilai tertinggi dalam mepat tahun di angka USD 86,74 per barel pada pekan lalu tetapi pada perdagangan Senin kemarin tergelincir ke USD 82,66 per barel.

Sedangkan harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 67 sen menjadi menetap di USD 74,96 per barel. Angka ini naik 0,90 persen dibanding dengan perdagangan sehari sebelumnya.

Data dari industri minyak dan gas (migas) ekspor miyak Iran mengalami kejatuhan pada minggu pertama di Oktober inni karena pembeli sudah mencari alternatif menjelang pengenaan sanksi oleh AS pada 4 November nanti.

Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar yang tergabung dalam organisasi eksportir minyak (OPEC). Negara ini mengekspor 1,1 juta barel per hari minyak mentah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa pada Oktober awal pengiriman minyak Iran sudah berada di bawah 1 juta barel per hari.

Angka tersebut turun 2,5 juta bare per hari jika dibandingkan dengan pengiriman pada April kemarin. Saat itu Presiden AS Donald Trump belum memberikan kembali sanksi kepada Iran.

Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC pekan lalu mengatakan akan meningkatkan produksi minyak mentah bulan depan menjadi 10,7 juta barel per hari.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh pada hari Senin mengatakan bahwa klaim Arab Saudi dapat menggantikan ekspor minyak mentah Iran sulit terbukti dan merupakan omong kosong besar.

"Ada kekhawatiran bahwa pemasok seperti Arab Saudi dan Rusia akan berjuang untuk mengkompensasi penurunan produksi potensial dari Iran dan Venezuela, yang telah mendukung harga minyak dalam sesi perdagangan Selasa ini," kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy, London. 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Badai Michael

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sementara, para produsen minyak di Teluk Meksiko memangkas produksi mereka sekitar 40 persen ketika Badai Michael melanda. Saat ini badai tersebut sudah mendekati Pantai Florida.

Jika perhitungan analis terbukti akurat, badai tersebut akan sangat mempengaruhi produksi minyak di AS dan akan berdapak lebih luas ke harga karena penurunan produksi akan sangat besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya